Salin Artikel

BPN: Komitmen Prabowo-Sandiaga Menjaga dan Merawat Pancasila

BPN menepis berbagai tuduhan bahwa Prabowo-Sandiaga membela kelompok khilafah dan akan mengubah Pancasila jika terpilih pada Pilpres 2019.

"Yang jelas komitmen kami itu adalah menjaga Pancasila, merawat Pancasila. Artinya kami enggak mau ada tragedi seperti tragedi pemberontakan PKI yang berusaha mengganti Pancasila dan sebagainya," kata Dahnil kepada Kompas.com, Minggu (31/3/2019).

Menurut Dahnil, apabila ada simpatisan organisasi terlarang yang sudah dibubarkan dan mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga, hal itu sah-sah saja.

Sebab, pada era demokrasi, siapa pun dinilainya berhak mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

"Sama dengan mantan simpatisan PKI, pengurus PKI mendukung Pak Jokowi, Anda mau larang? Intinya begitu, siapa pun dalam era demokrasi mereka punya hak pilih, silakan saja," kata dia.

Meski mereka berhak mendukung, Dahnil menegaskan, Prabowo-Sandiaga berkomitmen menjaga Pancasila.

Menurut Dahnil, tuduhan seperti Prabowo membela khilafah dan akan mengubah Pancasila jika terpilih adalah fitnah.

"Ya, isu itu namanya peyoratif (merendahkan atau menghina) sekali terhadap Pak Prabowo. Bahkan, bertentangan dengan fakta," kata Dahnil.

Ia juga menegaskan, Prabowo merupakan mantan prajurit TNI yang sudah bersumpah untuk merawat Pancasila.

Bahkan, kata Dahnil, Pancasila sudah dianggap Prabowo sebagai bagian dari nyawanya di medan perang.

"Jadi tuduhan itu peyoratif, fitnah yang bertentangan dengan fakta," kata dia.

Ia menyayangkan tuduhan seperti itu dilakukan. Sebab, Prabowo dan Sandiaga dinilainya tak pernah menuduh Jokowi-Ma'ruf dengan pola tudingan seperti itu.

"Kan enggak pernah sama sekali Pak Prabowo, Bang Sandi menuduh macam-macam terkait apakah di belakang Pak Jokowi misalnya ada tuduhan ada PKI atau enggak," ujar dia.

"Kan enggak pernah disampaikan itu oleh Pak Prabowo. Karena bagi Pak Prabowo itu enggak pantes memang model seperti itu disampaikan," kata Dahnil.

Sebelumnya, Prabowo Subianto menjawab tuduhan dirinya yang dianggap membela kelompok khilafah dan akan mengubah Pancasila jika terpilih dalam Pilpres 2019.

Hal itu disampaikan Prabowo saat debat keempat Pilpres di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019) malam.

Prabowo awalnya meyakini bahwa rivalnya, capres Joko Widodo, adalah seorang yang berpegang pada Pancasila, patriot, dan nasionalis.

Namun, kata Prabowo, ada pendukung Jokowi yang melontarkan tuduhan bahwa dirinya membela khilafah hingga bakal melarang tahlilan.

"Ini sesuatu yang sangat tidak masuk akal," kata Prabowo.

Ia menyebut dirinya lahir dari seorang ibu yang beragama Nasrani. Sejak muda, ia mengaku sudah mempertaruhkan diri untuk membela Pancasila dan negara.

"Bagaimana saya dituduh akan mengubah Pancasila. Sungguh kejam itu. Tapi saya percaya Pak Jokowi tidak merestui itu," kata Prabowo.

https://nasional.kompas.com/read/2019/03/31/09241091/bpn-komitmen-prabowo-sandiaga-menjaga-dan-merawat-pancasila

Terkini Lainnya

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke