"PDIP sangat berkepentingan pemerintahan Jokowi-KH Ma'ruf Amin kuat, efektif dan solid. Karena itulah dalam rangka penguatan sistem presidensial, gambaran ideal terjadi apabila Golkar bisa menduduki posisi nomor 2 mengalahkan Gerindra dan PKB nomor 3," ujar Hasto melalui keterangan tertulis, Kamis (21/3/2019).
Berdasarkan survei Litbang Kompas, PDI-P berada pada urutan pertama dengan elektabilitas 26,9 persen, Partai Gerindra ada di urutan kedua dengan 17 persen.
Partai Golkar di urutan ketiga dengan elektabilitas 9,4 persen, dan PKB ada di posisi keempat dengan elektabilitas 6,8 persen.
Menurut Hasto, peluang untuk mengalahkan Partai Gerindra terbuka lebar.
Sebab, elektabilitas Gerindra saat ini masih mengandalkan efek ekor jas (coattail effect) yang didapat dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Hasto mengatakan Partai Gerindra tidak memiliki kekuatan teritorial.
"Di sini tokoh-tokoh NU, PKB, dan PPP bisa bergerak bersama membendung gerak HTI yang berada di belakang Prabowo-Sandi," kata Hasto.
Selain itu, berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas Prabowo-Sandiaga dalam enam bulan terakhir hanya mampu naik 4 persen.
Hasto mengatakan Prabowo-Sandiaga dan partai pendukungnya pasti sulit menaikan elektabilitas di sisa waktu satu bulan ini. Ini menjadi momentum bagi partai pendukung Jokowi-Ma'ruf untuk meningkatkan elektabilitasnya.
Survei Litbang Kompas menggunakann metode pengumpulan data lewat wawancara tatap muka pada 22 Februari-5 Maret 2019 terhadap 2.000 responden.
Responden dipilih secara acak sederhana dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia.
Tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian ini sebesar +/- 2,2 persen dengan kondisi penarikan sampel acak sederhana.
https://nasional.kompas.com/read/2019/03/21/11493311/pdi-p-ingin-golkar-dan-pkb-kalahkan-gerindra-dalam-pileg-ini-alasannya