Salin Artikel

Di Depan Jokowi, Ketua KPK Minta Pemerintah Tak Bentuk Lembaga Baru

"Terakhir reformasi birokrasi, sangat penting dan kami sangat berharap, betul-betul berharap tidak ada penambahan organisasi baru," kata Agus dalam acara penyerahan Dokumen Aksi Pencegahan Korupsi Tahun 2019-2020 dan Laporan Pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan Korupsi Tahun 2019, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/3/2019).

Hadir dalam acara itu Presiden Joko Widodo, sejumlah menteri kabinet kerja dan kepala daerah. Hadir pula Jaksa Agung HM Prasetyo dan perwakilan dari Polri.

Ditemui wartawan usai acara, Agus mengelaborasi lebih jauh mengenai alasannya berharap pemerintah tak menciptakan lembaga baru. Agus melihat, organisasi pemerintah yang ada saat ini sudah terlalu banyak dan tumpang tindih.

"Yang ada sekarang kalau menurut saya kebanyakan, tumpang tindihnya terjadi. Apa tidak bisa kemudian di-right sizing?" kata Agus.

Agus mencontohkan Amerika Serikat yang hanya memiliki 17 menteri. Sementara Indonesia memiliki 34 kementerian. Belum lagi jika ditambah dengan lembaga-lembaga non kementerian, maka Agus menyebut jumlahnya bisa mencapai 85 organisasi.

Kementerian dan lembaga itu mempunyai fungsi yang tumpang tindih. Misalnya Agus mencatat ada empat organisasi yang mengurusi pegawai negeri sipil.

Empat organisasi itu yakni Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), Lembaga Administrasi Negara (LAN), Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

"Apa tidak bisa sih itu misalkan satu kementerian ministry of personnel management, itu jadi deputi-deputinya. Jadi right sizing juga harus dilakukan," kata Agus.

Agus meyakini, dengan organisasi yang ramping, maka kerja pemerintah akan lebih efektif. Pencegahan terhadap korupsi juga bisa lebih dilakukan secara maksimal.

"Kalau kamu punya organisasi ramping, personelnya sedikit, performance lembaga maupun orang bisa diukur dengan baik, kan tujuannya perbaikan performance, perbaikan layanan, mudah-mudahan kan bisa memberikan remunerasi yang cukup," kata dia.

Adapun Presiden Jokowi baru-baru ini mengungkapkan keinginan untuk menambah dua kementerian baru di kabinetnya, yakni menteri investasi dan menteri ekspor. Keinginan itu muncul lantaran nilai investasi dan ekspor di Indonesia masih kalah dari negara tetangga.

"Dari sisi kelembagaan memang kita harus memiliki Menteri Investasi dan Menteri Ekspor. Dua menteri. Tapi nanti kalau sudah ada menteri juga enggak nendang yang salah kita semuanya," ujar Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang Selatan, Selasa (12/3/2019).

https://nasional.kompas.com/read/2019/03/13/18583441/di-depan-jokowi-ketua-kpk-minta-pemerintah-tak-bentuk-lembaga-baru

Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke