Salin Artikel

700 Hari Berlalu, Apa Kabar Kasus Novel Baswedan?

Seusai melaksanakan shalat Subuh di masjid tak jauh dari rumahnya, Novel tiba-tiba disiram air keras oleh dua pria tak dikenal yang mengendarai sepeda motor.

Cairan itu mengenai wajah Novel. Kejadian itu berlangsung begitu cepat sehingga Novel tak sempat mengelak. Tak seorang pun yang menyaksikan peristiwa tersebut.

Sejak saat itu, Novel menjalani serangkaian pengobatan untuk penyembuhan matanya.

Hampir dua tahun, Novel terus menanti penuntasan kasusnya.

Masyarakat sipil juga menanti nasib penanganan kasus Novel. Sebab, hingga saat ini polisi belum bisa mengungkap siapa dalang penyerangan tersebut.

Diam 700 detik

Memperingati kasus Novel yang tak kunjung selesai, pegawai KPK menggelar aksi diam selama 700 detik di teras gedung Merah Putih KPK, Jakarta.

Mereka hanya duduk terdiam sembari memegang light stick dan poster dengan gambar Novel.

Ketua Wadah Pegawai KPK (WP KPK) Yudi Purnomo mengatakan, aksi diam ini merupakan kritik atas penanganan kasus Novel yang tak kunjung selesai.

"12 Maret 2019 telah tepat 700 hari penyerangan! Novel Baswedan berlalu tanpa ada tindakan apa-apa terhadap pelaku maupun dalang intelektual di balik teror penyiraman air keras," kata Yudi dalam pernyataan persnya, Selasa (12/3/2019).

Yudi khawatir kasus Novel yang tak selesai membuat pihak-pihak lain semakin berani mengancam atau menyerang orang-orang yang bekerja dalam pemberantasan korupsi.

"Mungkin hal ini malah menjadi inspirasi bagi banyak calon pelaku teror lainnya untuk melakukan hal sama. Hukum dan keadilan dibuat tidak berdaya oleh penyerang Novel Baswedan, kenyataan tragis yang terjadi di tengah ribuan janji mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia," katanya.

Kinerja kepolisian dipertanyakan

Koalisi masyarakat sipil dan WP KPK mengkritik kinerja Kepolisian. Hingga 700 hari setelah penyiraman air keras, belum ada satu pun tersangka yang ditetapkan oleh kepolisian.

"Setelah 700 hari kita peringati kasus penyerangan, belum ada perkembangan signifikan," kata aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW), Lola Ester, Selasa (12/3/2019).

Anggota koalisi, Arif Maulana, mengatakan, tim gabungan yang dibentuk Polri pada Januari 2019 belum menunjukkan keberhasilan.

Bahkan, belum ada informasi apa pun dari kepolisian mengenai perkembangan penyidikan.

Arif, yang juga tim kuasa hukum Novel, mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya telah mengirimkan surat kepada Polri.

Tim kuasa hukum meminta penjelasan dari Polri mengenai kinerja tim gabungan.

"Kami minta tim gabungan untuk menyampaikan transparansi proses kerja yang mereka lakukan karena belum ada hasil yang berarti," kata Arif.

"Presiden agar segera membentuk tim gabungan pencari fakta independen melalui keputusan presiden," ujar anggota koalisi, Shaleh Al Ghifari.

Menurut koalisi, tim independen itu terdiri dari para ahli hukum, tokoh, dan praktisi yang berkompeten dan independen.

Tim tersebut nantinya langsung bertanggung jawab kepada presiden.

Permintaan ini sekaligus kritik terhadap institusi Polri yang dianggap tidak dapat mengungkap pelaku penyiraman air keras.

Tim gabungan yang dibentuk Polri pada Januari 2019 dianggap belum menghasilkan apa-apa.

Kondisi mata Novel membaik

Di balik gelapnya penuntasan kasus Novel, ada secercah harapan terkait kondisi Novel. Anggota koalisi, Arif Maulana, menjelaskan kondisi mata kiri Novel berangsur membaik.

Arif mendapatkan kabar dari Novel yang sedang berada di Singapura menjalani pengobatan.

"Mas Novel enggak bisa bergabung karena masih ada di Singapura untuk kontrol kesehatan beliau. Beliau mengabarkan bahwa kondisi mata kiri beliau itu semakin membaik," ujar Arif saat mengikuti aksi peringatan 700 hari kasus Novel.

Ia juga mengungkapkan, kondisi mata kanan Novel juga sudah stabil.

"Untuk mata kanan beliau yang sempat kurang baik hari ini dinyatakan stabil, sekarang sudah stabil dan kembali ke posisinya," katanya.

https://nasional.kompas.com/read/2019/03/13/07183141/700-hari-berlalu-apa-kabar-kasus-novel-baswedan

Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke