Momen itu terjadi saat Jokowi menyampaikan pidato kebangsaan di hadapan lebih dari 15.000 pendukungnya di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Minggu (24/2/2019) malam.
Awalnya, Jokowi menceritakan pengalaman hidupnya mulai dari kecil hidup di bantaran sungai hingga menyelesaikan studinya, kemudian bekerja di Aceh.
"Pengalaman saya di Aceh menunjukkan pentingnya peranan istri dalam meniti karier saya," ujar Jokowi.
Sontak, para pendukungnya bersorak sorai hingga suasana ruangan berkapasitas 12.000 orang itu menjadi riuh seketika. Keriuhan berlangsung sekitar 15 detik.
Usai keriuhan mereda, Jokowi melanjutkan, ia yakin perempuan Indonesia juga memiliki peran yang sangat penting bagi keluarganya. Bahkan bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Mengingat peranan wanita yang sangat penting, khususnya bagi peningkatan perekonomian di keluarga, maka Jokowi mendorong sejumlah program untuk membantu mereka.
Salah satunya adalah program Pemodalan Nasional Madani (PNM) Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).
"4 juta perempuan Indonesia prasejahtera mendapatkan modal usaha dari program Mekaar," ujar Jokowi.
Ia juga sempat menyebut salah satu penerima program Mekaar, yakni Ibu Roedah asal Cilincing, Jakarta Utara.
Roedah adalah salah satu penerima Mekaar yang dinilai sukses meningkatkan ekonomi keluarga.
Dulu, pendapatan Ibu Roedah hanya Rp 20.000 hingga Rp 30.000 per hari. Namun, setelah dia mendapatkan bantuan modal usaha, pendapatannya meningkat menjadi Rp 1,5 juta per harinya.
"Bu Roedah tidak pernah mengeluh. Dengan berdagang dan terus bekerja keras, sekarang omzet Bu Roedah mencapai Rp 1,5 juta per hari. Saya ingin tepuk tangan untuk Bu Roedah. Ini adalah potret perempuan hebat Indonesia," ujar Jokowi.
Jokowi pun memastikan, pemerintah akan terus meningkatkan program bantuan bagi perempuan Indonesia di masa mendatang.
https://nasional.kompas.com/read/2019/02/24/21573681/saat-jokowi-menyinggung-peran-istri-bagi-kariernya-di-pidato-kebangsaan-di