Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Syahar Diantono menerangkan bahwa kondisi geografis masih menjadi kendala utama dalam proses pengejaran di daerah pesisir Poso, Sulawesi Tengah.
"Kendala, pertama pasti geografis itu kan pegunungan sepanjang pesisir Poso," kata Syahar saat ditemui di ruangannya, di Gedung Humas Mabes Polri, Rabu (13/2/2019).
Pengejaran dilakukan menyusul penembakan terhadap dua polisi yang tengah membawa jenazah korban mutilasi di Dusun Salubose, Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah.
Oleh karena itu, strategi yang digunakan adalah dengan melakukan penyekatan pada wilayah tersebut.
Sekat tersebut dibagi ke dalam 9 bagian, yang bertujuan untuk mempersempit ruang gerak kelompok Ali Kalora cs.
Selain itu, penyekatan juga bertujuan untuk menghilangkan koneksi kelompok teroris itu dengan masyarakat sekitar.
"Tim kan ada strategi menjadi sembilan sekat, satgas wilayah dibagi 9 sekat, untuk mempersempit ruang gerak Ali Kalora, dan memutus interaksi dengan masyarakat, sekarang masih diproses," terangnya.
Syahar menuturkan, pembagian sekat menunjukkan bahwa lokasi kelompok tersebut sudah semakin menunjukkan titik terang.
"Kalau sudah satgas membentuk tim dan strateginya sekat, pasti dong sasarannya sudah mulai jelas, kita tunggu saja Insya Allah secepatnya," ungkap dia.
Sebelumnya, aparat yang tengah membawa jenazah RB alias A (34), warga sipil korban mutilasi di kawasan Desa Salubanga, Sausu, Parimo, Sulteng, ditembaki sekelompok orang bersenjata yang diduga kelompok Ali Kalora, pada 31 Desember 2018.
Penembakan dilakukan saat salah seorang petugas hendak menyingkirkan kayu dan ranting pohon yang menghalangi jalan.
Kontak tembak aparat dengan kelompok teroris tak terhindarkan sehingga menyebabkan dua petugas yakni Bripka Andrew dan Bripda Baso, terluka.
https://nasional.kompas.com/read/2019/02/14/09032651/faktor-geografis-masih-jadi-kendala-polisi-dalam-mengejar-ali-kalora-cs