Salin Artikel

Menag: Koruptor Bukan Kekurangan, tapi Merasa Kurang, Kurang, dan Kurang

"Melawan diri sendiri, hawa nafsu, ini musuh terbesar. Korupsi itu terjadi karena tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya, selalu kurang," ujar Lukman di acara Sosialisasi Program Pencegahan Korupsi, Training of Trainer "Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK)" di Jakarta, Kamis (7/2/2019), seperti dikutip Antara.

Dari kecenderungan tindakan korupsi, ia menengarai, hal itu terjadi karena pelaku tidak bisa mengendalikan dirinya, meski hidup dalam kecukupan.

"Pelaku bukan kekurangan, tapi merasa kurang. Mencuri di masa kekhalifahan Umar bin Khattab saat itu karena pelaku butuh makan mempertahankan diri. Di era saat ini, orang berkecukupan yang merasa kurang tapi tetap mencuri, korupsi," jelasnya.

Untuk itu, Lukman mengajak setiap jajaran Kemenag agar bisa menerapkan qonaah, yaitu merasa cukup dengan nikmat pemberian Allah.

"Perlu rasa cukup. Problem korupsi ini karena merasa kurang, kurang dan kurang sehingga mengambil yang bukan haknya," kata dia.

Pencegahan korupsi, tambah dia, harus dimulai dari diri sendiri kemudian diperluas kepada lingkungan di sekitarnya.

"Mencegah korupsi ini mendidik kita melawan diri sendiri. Masalah terbesar ada pada diri kita sendiri. Nafsu, syahwat, ini keinginan yang bertentangan dengan ilmu agama," ucap Lukman.

https://nasional.kompas.com/read/2019/02/07/17551181/menag-koruptor-bukan-kekurangan-tapi-merasa-kurang-kurang-dan-kurang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke