Salin Artikel

KPU: Panelis dari Indonesia Timur Mungkin Ditunjuk untuk Debat Pilpres Selanjutnya

Tidak adanya panelis dari kalangan akademisi maupun ahli dari Indonesia Timur, kata Wahyu, karena hasil pertimbangan KPU mengerucut pada delapan nama panelis yang kebetulan seluruhnya bukan dari kalangan Indonesia Timur.

Pernyataan Wahyu ini menanggapi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf kecewa terhadap KPU yang tak menunjuk panelis debat dari Indonesia Timur. Padahal, TKN telah meminta KPU merekrut akademisi dan ahli dari Indonesia Timur.

"KPU dalam menentukan panelis debat itu dengan pertimbangan yang matang. Sebelum ditetapkan, kita sudah melakukan identifikasi calon panelis," kata Wahyu saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (6/2/2019).

Wahyu menjelaskan, panelis dipilih bukan hanya berdasar dari kemampuan yang dimiliki. Tetapi, panelis juga wajib untuk netral, independen, dan tak memihak salah satu pasangan calon.

KPU sebelumnya telah melakukan penelusuran terhadap calon panelis, dan memastikan yang bersangkutan memenuhi syarat.

Meski tidak ada panelis dari Indonesia Timur pada debat kedua, Wahyu mengatakan, tak menutup kemungkinan akademisi maupun ahli dari Indonesia Timur dapat ditunjuk jadi panelis di debat berikutnya.

"Oiya, tentu bisa saja panelis debat dari Indonesia Timur. Debat ini kan untuk seluruh rakyat Indonesia, jadi mungkin saja (panelis) dari Timur, Barat, semuanya mungkin," ujar Wahyu.

"Ini kan masih debat kedua, masih ada 3 kali debat yang kita akan manfaatkan sebaik mungkin, akademisi tokoh-tokoh, juga dari NGO sesuai dengan tema masing-masing," sambung dia.

Sebelumnya, KPU menetapkan 8 panelis debat kedua pilpres. Jumlah itu terdiri dari 6 akademisi dan 2 anggota LSM.

Berikut delapan panelis debat kedua pilpres:

1. Rektor ITS Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc.ES., Ph.D

2. Rektor IPB, Dr. Arif Satria

3. Direktur Eksekutif WALHI Nur Hidayati

4. Ahli pertambangan ITB, Prof. Dr. Ir. Irwandy Arif, M. Sc

5. Pakar Energi UGM, Ahmad Agustiawan ST M.Sc.Ph.D

6. Pakar Lingkungan Undip, Sudharto P Hadi

7. Sekretaris Jenderal Konsorsium Pengembangan Agraria (KPA), Dewi Kartika

8. Pakar Hukum Lingkungan Unair Dr. Suparto Wijoyo S.H., M.Hum

Debat kedua pilpres akan digelar Minggu (17/2/2019). Peserta debat adalah calon presiden. Tema yang diangkat energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.

Debat akan diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta. Empat stasiun televisi akan menyiarkan debat, yaitu RCTI, JTV, MNC TV, dan INews TV.

https://nasional.kompas.com/read/2019/02/06/19265571/kpu-panelis-dari-indonesia-timur-mungkin-ditunjuk-untuk-debat-pilpres

Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke