Debat kedua Pilpres 2019 membicarakan sejumlah topik, yaitu energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.
"Tiba-tiba kedua calon jelang debat putaran kedua bicara soal RUU migas atau UU yang sangat strategis," kata Aryanto saat acara diskusi bertajuk "Menyigi Visi Misi Calon Presiden 2019", di kantor KoDe Inisiatif, Jakarta Selatan, Minggu (3/1/2019).
"Kalau bicara RUU migas ini sudah mangkrak hampir 8 tahun, tapi tiba-tiba kedua capres akhir-akhir ini tiba-tiba Pak Jokowi langsung bikin rapat terbatas. Tim BPN (Badan Pemenangan Nasional) tiba-tiba ngomong soal RUU migas," lanjut dia.
Aryanto menduga, terdapat dua alasan di balik pembahasan regulasi yang strategis tersebut.
Penyebab pertama, katanya, pembahasan hanya sebagai gimmick menjelang debat kedua. Sebab, persoalan regulasi dalam sektor SDA yang masih tumpang tindih kemungkinan besar muncul dalam debat.
"Yang pertama tiba-tiba orang bicara soal RUU migas, minerba, karena gimmick saja menjelang (debat) putaran kedua, tiba-tiba orang sibuk," ungkapnya.
Kemudian, ia menduga pembahasan tersebut berhubungan dengan logistik pemilu. Aryanto mengkhawatirkan adanya transaksi politik antara kandidat dan perusahaan pengelola SDA dalam rangka mencari logistik kampanye.
"Kedua, kita harus hati-hati juga, jangan sampai ini paket kilat UU strategis dalam konteks hanya untuk mencari sumber daya logistik untuk pemilu," terang dia.
Debat kedua pilpres akan digelar Minggu (17/2/2019). Peserta debat adalah calon presiden. Tema yang diangkat energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.
Debat akan diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta. Empat stasiun televisi akan menyiarkan debat, yaitu RCTI, JTV, MNC TV, dan INews TV.
https://nasional.kompas.com/read/2019/02/04/13085421/pembicaraan-capres-soal-regulasi-sektor-sda-dikhawatirkan-jadi-politik