Salin Artikel

Rombongan Peneliti LIPI Bertepuk Tangan Dengar Pimpinannya Diusulkan Dicopot

Atas aduan itu, anggota Komisi VII yang memimpin rapat aduan itu, Fadel Muhammad, menyimpulkan sudah banyak yang menginginkan Handoko berhenti dari jabatannya.

"Kami memang yang membidangi atau mitra kerja LIPI. Saudara Handoko kita sudah mengikuti dari dekat masalah yang dihadapi LIPI di bawah kepemimpinan beliau. Memang pro kontra cukup besar. Tetapi, hari ini sudah lebih banyak yang tidak mau lagi beliau memimpin LIPI," ujar Fadel di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/1/2019).

Para peneliti LIPI yang mendengar itu langsung bertepuk tangan panjang. Ruangan menjadi riuh karena tepukan tangan itu.

Fadel kemudian melanjutkan bahwa mereka akan mengambil beberapa langkah.

"Kami akan panggil kepala LIPI untuk bicara di sini mengenai perubahan apa yang dia buat di sini dan menimbulkan kontroversi," ujar Fadel.

Selain itu, Komisi VII juga akan berbicara masalah ini dengan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengenai hal ini.

Adapun peneliti LIPI mengeluhkan kebijakan reorganisasi yang dilakukan Handoko. Salah satu profesor yang ikut mengadu adalah Syamsudin Haris.

"Ada masalah di dalam kebijakan reorganisasi dan redistribusi di LIPI yang dilakukan oleh kepala LIPI. Masalah-masalah itu diantaranya pembabatan sejumlah satuan kerja, pemecahan eselon II, penghapusan sejumlah eselon III, kemudian rencana dirumahkannya ratusan staf pendukung yang jumlahnya 1.500," ujar Syamsudin.

Syamsudin mengatakan, mereka bukannya menolak reorganisasi. Namun, pegawai LIPI berharap hal itu dilakukan secara bertahap.

Akibat kebijakan ini, banyak pegawai yang kehilangan pekerjaannya. Syamsudin mengatakan, kebijakan yang dilakukan tidak memperhatikan sisi kemanusiaan.

https://nasional.kompas.com/read/2019/01/30/15112841/rombongan-peneliti-lipi-bertepuk-tangan-dengar-pimpinannya-diusulkan-dicopot

Terkini Lainnya

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke