Posisi Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2019 membuat Partai Gerindra mendapatkan efek ekor jas atau coattail effect.
"Partai Gerindra adalah partai yang kuat asosiasinya dengan capres Prabowo Subianto. Kuatnya asosiasi Prabowo membuat Gerindra diuntungkan," kata Ardian Sopa saat merilis hasil survei LSI, di Kantor LSI, Jakarta, Selasa, (8/1/2018).
Menurut Ardian, berkah elektoral ini membuat Gerindra mampu menyalip elektabilitas Golkar, yang selama ini selalu menempati peringkat satu atau dua dalam pemilu.
Dari lima kali survei LSI, Gerindra selalu berada di atas Golkar dan hanya kalah dari PDI-P. Partai Gerindra mendapat 13,1 persen (Agustus), 11,5 persen (September), 11,3 persen (Oktober), 14,2 persen (November), dan 12,9 persen (Desember).
Sementara, elektabilitas Golkar 11,3 persen (Agustus), 10,6 persen (September), 6,8 persen (Oktober), 9,7 persen (November), dan 10,0 persen (Desember).
"Dalam lima kali survei terakhir, belum sekalipun Partai Golkar mampu menyalip Partai Gerindra," kata Ardian.
Menurut Ardian, Partai Golkar saat ini tak mempunyai tokoh yang bisa mendongkrak elektabilitas.
Namun, pengalaman serta jaringan Partai Golkar yang sudah berdiri sejak orba menjadi nilai tambah.
Oleh karena itu, ia memprediksi persaingan Gerindra dan Golkar dalam merebut posisi runner up Pileg 2019 masih akan sangat dinamis.
"Jika Partai Gerindra berhasil mempertahankan posisi saat ini, maka untuk pertama kalinya Partai Golkar akan terlempar dari 'habitatnya' sebagai partai yang selalu berada di dua besar pemenang pemilu sejak Pemilu 1999," kata dia.
Survei LSI ini dilakukan dengan metode multistage random sampling. Jumlah responden sebesar 1.200 orang.
Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner. Sementara margin of error survei plus minus 2,9 persen.
https://nasional.kompas.com/read/2019/01/08/19521521/lsi-gerindra-diuntungkan-coattail-effect-prabowo