"PSI merasa ini justru langkah yang harus kita perjuangkan. Kita enggak butuh suara elektoral yang tinggi, cukup empat persen saja, namun perjuangan melawan Undang-Undang yang diskriminasi terus dipertahankan," kata Juru Bicara PSI Dara A.K Nasution dalam diskusi bertajuk "Bisakah Poligami di Indonesia Dilarang?" di Jakarta, Sabtu (15/12/2018).
Ia menambahkan, meskipun larangan poligami yang diperjuangkan menimbulkan sejumlah penolakan, namun PSI yakin masih ada masyarakat yang progresif dan optimistis.
"Kita optimistis di negara ini masih ada orang-orang yang progresif, satu visi dan misi dengan PSI soal larangan poligami," imbuhnya.
Sebab, kata Dara, praktik poligami di Indonesia selama ini berujung pada kesengsaraan. Untuk itu, PSI menilai masalah sosial ini sudah mengkhawatirkan dan ingin mewakili suara perempuan Indonesia yang terdiskriminasi.
"Untuk menjadi bangsa yang kuat harusnya tidak ada diskriminasi. Kami yakin para perempuan di Indonesia juga mendukung kami," tambahnya.
Sebelumnya, isu larangan poligami ini muncul dalam pidato politik Ketua Umum PSI Grace Natalie di Surabaya, Selasa (11/12/2018).
"Jika kelak lolos di parlemen, langkah yang akan kami lakukan adalah memperjuangkan diberlakukannya larangan poligami bagi pejabat publik di eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta Aparatur Sipil Negara," kata Grace.
"Kami akan memperjuangkan revisi atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, yang memperbolehkan poligami," tambah Grace.
Grace mengatakan, di tengah berbagai kemajuan, masih ada banyak perempuan mengalami ketidakadilan. Salah satu penyebabnya, kata dia, adalah praktik poligami.
https://nasional.kompas.com/read/2018/12/15/15095541/psi-yakin-larangan-poligami-didukung-masyarakat