Salin Artikel

Buku Saku HAM untuk Brimob Dilatari Tren Pengaduan terhadap Kepolisian

Peluncuran buku dilatari salah satunya karena data pengaduan yang paling banyak diterima Komnas HAM ditujukan kepada kepolisian.

"Meluncurkan buku saku kepada pihak kepolisian karena memang data yang masuk ke Komnas HAM soal pengaduan itu paling banyak ditujukan ke kepolisian," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Selasa (11/12/2018).

Berdasarkan data sejak Januari hingga awal Desember 2018, Komnas HAM menerima aduan masyarakat sebanyak 5. 828 berkas. Jumlah ini meningkat dari pengaduan pada 2017 yang sebanyak 5.387 berkas.

Adapun lembaga kepolisian merupakan yang paling banyak mendapatkan aduan atau sebanyak 1.592 berkas. Lalu, disusul korporasi 973 aduan, pemerintah daerah 660 aduan, pemerintah pusat 519 aduan, dan lembaga peradilan 375 aduan.

Menurut Beka, Komnas HAM memiliki kewajiban, paling tidak menurunkan tren pengaduan terhadap kepolisian.

"Tren pengaduan terhadap kepolisian akan kita dorong terus untuk menurun. Dan ini sebenarnya sudah terjadi dari tahun 2016-2018," papar Beka kemudian.

Beka merinci, pada 2016, terdapat 3.000-an aduan yang ditujukan kepada kepolisian. Kemudian, tahun 2017 ada 1.700-an aduan.

Namun, seperti diungkapkan Beka, Komnas HAM belum melakukan riset mendalam mengapa kecendurungan penurunan pengaduan ke kepolisian menurun.

"Saya kira kesadaran masyarakat semakin tinggi terhadap kinerja kepolisian. Itu dugaan saya yang bisa menyebabkan kecendurungan pengaduan masyarakat tentang kepolisian menurun," ujarnya.

https://nasional.kompas.com/read/2018/12/11/13591611/buku-saku-ham-untuk-brimob-dilatari-tren-pengaduan-terhadap-kepolisian

Terkini Lainnya

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke