Diketahui, sebanyak tiga orang meninggal dan 20 lainnya tercatat mengalami luka-luka.
“Memang memprihatinkan ya, kita jangan sampai melakukan sesuatu itu ada efek negatifnya,” kata Agustanzil di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta, Sabtu (10/11/2018).
Agustanzil menyesalkan, jatuhnya korban saat memperingati hari Pahlawan di Surabaya.
“Justru jangan sampai ada korban secara fisik,” kata Agustanzil.
Agustanzil menuturkan, sudah seharusnya ada koordinasi yang baik dari panitia penyelenggara supaya acara peringatan hari Pahlawan ke-73 di Surabaya dapat berjalan lancar.
Ia mengatakan, rangkaian kegiatan itu untuk memperingati Hari Pahlawan bertujuan yang bertujuan menangkap esensi nilai-nilai kepahlawanan.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa naas tersebut terjadi sekitar pukul 20.00 WIB saat drama kolosal Surabaya Membara baru sekitar 15 menit berlangsung.
Sebelum drama kolosal dimulai, puluhan penonton sudah memenuhi bagian atas viaduk (jembatan kereta api di atas jalan raya) Jalan Pahlawan.
Sebelum kereta melintas, kereta sudah membunyikan seruling peringatan dan mengurangi kecepatan dari 30 kilometer per jam menjadi 15 kilometer per jam.
Saat klakson lokomotif berbunyi, penonton di bawah viaduk sudah berteriak-teriak agar penonton di atas viaduk segera turun.
Saat kereta melintas dengan kecepatan rendah, penonton yang ada di atas viaduk saling berpegangan.
Laporan yang diterima PT KAI Daop 8, ada beberapa penonton yang berusaha melompat ke kereta karena kereta berjalan pelan.
Diduga karena kehilangan keseimbangan dan tersenggol badan kereta api, beberapa penonton terjatuh ke bawah dari ketinggian sekitar 7 meter.
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/10/12380811/cucu-bung-tomo-sesalkan-jatuhnya-korban-saat-pertunjukan-surabaya-membara