Salin Artikel

Korupsi 11 Kepala Daerah di Jatim dan Upaya Pencegahan KPK

Sebagian besar melibatkan kepala daerah.

Menurut catatan Kompas.com, dari 39 kepala daerah yang terdiri dari gubernur, bupati hingga wali kota, tercatat ada 11 orang kepala daerah di Jawa Timur yang ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

Beberapa di antaranya, Wali kota Madiun Bambang Irianto, Wali Kota Mojokerto, Mas'ud Yunus, Bupati Nganjuk Taufiqurrahman hingga Bupati Tulungagung Syahri Mulyo.

Dia ditetapkan sebagai tersangka setelah diduga menerima uang Rp 115 juta dari kontraktor Muhamad Baqir.

Menurut KPK, diduga sejak awal sudah ada kesepakatan bahwa Setiyono akan mendapatkan jatah 10 persen dari nilai proyek sebesar Rp 2,2 miliar yang akan dikerjakan oleh Baqir.

Proyek yang dimaksud yakni proyek belanja modal gedung dan bangunan pengembangan pusat layanan usaha terpadu pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro di Pemerintah Kota Pasuruan. Anggaran proyek tersebut pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2018.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan, modus korupsi yang terjadi di Jawa Timur tidak berbeda dengan modus yang dilakukan kepala daerah di wilayah lain.

Bisa jadi, menurut Saut, yang membedakan adalah skala perekonomian di Jawa Timur.

"Banyaknya daerah kabupaten atau kota di provinsi itu, dengan sendirinya bisa jadi memang ada peningkatan aktivitas ekonomi dan pembangunan yang berbeda di provinsi itu," ujar Saut kepada Kompas.com, Rabu (10/10/2018).

Hampir sebagian besar kasus korupsi kepala daerah di Jatim berkaitan dengan pembangunan proyek infrastruktur.

Selain itu, korupsi yang melibatkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Upaya pencegahan

KPK telah melakukan koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi ke 39 daerah di Jawa Timur.

KPK melakukan tindak lanjut rencana aksi pencegahan korupsi pada 8 area intervensi.

Berikut 8 area intervensi beserta progres atas tindak lanjut rencana aksi pencegahan korupsi di Jatim:

1. Perencanaan dan penganggaran APBD
Progres: 62,05 persen
Bobot: 20,00 persen

2. Pengadaan barang dan jasa
Progres: 50,78 persen
Bobot: 15,00 persen

3. Pelayanan terpadu satu pintu
Progres: 54,11 persen
Bobot: 15,00 persen

4. Kapabilitas aparat inspektorat pengawasan daerah
Progres: 28,88 persen
Bobot: 15,00 persen

5. Manajemen aparatur sipil negara
Progres: 24,13 persen
Bobot: 15,00 persen

6. Dana desa
Progres: 28,12 persen
Bobot: 5 persen

7. Optimalisasi pendapatan daerah
Progres: 6,41 persen
Bobot: 11,15 persen

8. Manajemen aset daerah
Progres: 14,08 persen
Bobot: 5 persen

Jika dihitung dari progres dikali bobot masing-masing area intervensi, maka progres kegiatan koordinasi supervisi pencegahan di Jawa Timur nilainya 38,52 persen.

Tiga area intervensi yang paling menonjol adalah perencanaan dan penganggaran APBD, pengadaan barang dan jasa, serta pelayanan terpadu satu pintu.

Sementara, jika diurutkan berdasarkan instansi, maka progres rencana aksi pencegahan paling besar terdapat di Pemerintah Kabupaten Lamongan dengan progres 70,5 persen.

Peringkat kedua adalah Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan progres 69,2 persen. Kemudian disusul dengan Pemerintah Kota Surabaya dengan progres 64,6 persen.

Ada pun, jika diurutkan tiga instansi dengan progres terendah, peringkat paling kecil adalah Pemerintah Kota Malang dengan 38,5 persen, selanjutnya Pemerintah Kota Kediri 43,1 persen.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Mojokerto dengan nilai progres 44,8 persen.

.

.

.

https://nasional.kompas.com/read/2018/10/11/05335711/korupsi-11-kepala-daerah-di-jatim-dan-upaya-pencegahan-kpk

Terkini Lainnya

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke