Namun demikian, baru 50 persen ASN yang sudah masuk kantor.
Hal itu dikarenakan sebagian ASN lainnya ada yang menjadi korban meninggal ataupun luka berat dari bencana gempa bumi dan tsunami yang mengguncang Sulteng, Jumat (28/9/2018).
"ASN sudah bekerja, tapi apakah mereka bekerja secara penuh? Tidak, sebab ASN juga ada yang terdampak, meninggal dunia, hilang," kata Ketua Sub Satgas Pendampingan Pusat Bencana Gempa Sulteng/Deputi Pertahanan Negara Laksmana Madya A Jamaluddin di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Utan Kayu, Jakarta Timur, Senin.
ASN yang bekerja, diprioritaskan untuk melayani masyarakat, seperti melakukan pelayanan data kependudukan.
"Sekarang yang diutamakan melayani, misalnya pendataan penduduk. Semua failitas data kependudukan kan hilang," ujar Jamaludin.
Bekerjanya kembali ASN pascabencana juga dijadikan upaya untuk membangkitkan roda kehidupan di wilayah terdampak gempa dan tsunami.
Selain ASN, pelajar juga sudah mulai kembali ke sekolah pada hari ini. Sejumlah toko, pusat perbelanjaan, dan warung pun, sudah banyak yang buka.
Hal itu, menurut Jamaludin, akan mempercepat pemulihan kondisi ekonomi di wilayah terdampak gempa.
Gempa bermagnitudo 7,4 dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, Jumat (8/10/2018) mengakibatkan 1.948 orang meninggal dunia.
BNPB juga mencatat sebanyak 835 orang hilang dan 10.679 orang luka berat. Tercatat pula 74.444 warga mengungsi di 147 titik.
Selain itu, dilaporkan 65.733 rumah dan 2.736 sekolah rusak. Lalu, sebanyak 7 fasilitas kesehatan rusak berat, terdiri dari 1 rumah sakit dan 6 puskesmas.
https://nasional.kompas.com/read/2018/10/08/18393521/separuh-asn-di-wilayah-terdampak-bencana-di-sulteng-disebut-sudah-kembali