"Mereka laporkan ada tiga (korban) meninggal," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Brigjen Pol M Iqbal ketika dikonfirmasi, Kamis (26/7/2018).
Meskipun demikian, Iqbal mengaku pihaknya belum memperoleh informasi mengenai identitas warga yang meninggal tersebut.
Menurut dia, kelaparan yang dialami ratusan warga suku Mausu Ane sudah terjadi sejak dua pekan lalu.
Warga suku tersebut tinggal di hutan dan butuh perjalanan seharian demi bertemu kepala desa untuk melaporkan kejadian tersebut.
"Mereka itu suku terasing, mereka di pedalaman hutan Pulau Seram," tutur Iqbal.
Setelah menerima laporan warga, kepala desa setempat meneruskan laporan ke polres.
Atas laporan tersebut, Kapolda Maluku memerintahkan untuk mengirimkan bantuan kepada warga suku tersebut.
Bantuan dari Polda, imbuh Iqbal sudah bergerak sejak Selasa (24/7/2018). Akan tetapi, bantuan baru sampai kepada warga suku tersebut pada Rabu (25/7/2018) malam.
Sebelumnya diwartakan, kelaparan yang menyerang ratusan warga suku Mausu Ane ini telah terjadi sejak dua pekan terakhir setelah hasil perkebunan warga diserang hama.
Warga suku Mausu Ane diketahui belum bisa berbahasa Indonesia maupun bahasa Ambon. Mereka hidup secara nomaden dan hanya bisa ditemui melalui perantara Raja Maeno.
https://nasional.kompas.com/read/2018/07/26/20212381/polri-tiga-orang-meninggal-dunia-karena-kelaparan-di-pulau-seram