Salin Artikel

Pertemuan SBY-AHY dengan Prabowo dan Sinyal Koalisi Hadapi Jokowi...

Pertemuan itu berlangsung di kediaman SBY di Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (24/7/2018). Kesan serius dan resmi begitu terasa dalam pertemuan semalam.

Para petinggi kedua partai hadir menemani ketua umumnya. Mereka terlihat mengenakan batik warna coklat dengan motif dan warna yang selaras, seolah hendak menunjukkan kekompakan di antara kedua partai.

Kehadiran perwakilan Partai Gerindra didahului Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dan para wakil ketua umum. Mereka tiba lebih dulu di kediaman SBY.

Sekitar pukul 19.15 WIB, Prabowo tiba di kediaman SBY. Keduanya juga mengenakan batik coklat lengan panjang dengan warna dan motif yang senada.

Padahal, biasanya Prabowo identik dengan baju safari berwarna putih atau krem jika menghadiri pertemuan politik. Demikian pula dengan SBY yang identik dengan baju safari berwarna biru, khas warna dasar Partai Demokrat.

SBY pun langsung menyambut kedatangan mantan Pangkostrad itu. Keduanya berjabat tangan dan tersenyum lebar. Mereka menghampiri para wartawan sebelum melangsungkan pertemuan.

"Kami rapat dulu ya, nanti akan ada statement," kata SBY kepada wartawan yang meliput.

Awalnya, sebagaimana yang disampaikam Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan, pertemuan berlangsung empat mata antara SBY dan Prabowo.

Namun, selang 1 jam setelah SBY dan Prabowo memasuki rumah, beredar foto yang menunjukkan kehadiran putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam pertemuan tersebut.

AHY memang digadang-gadang oleh Partai Demokrat sebagai calon wakil presiden. Pada pertemuan antara Syarief dan Prabowo dua pekan lalu, nama AHY sempat dibicarakan kemungkinannya untuk mendampingi Prabowo pada Pilpres 2019.

SBY dan Prabowo kemudian keluar ruangan sekitar pukul 22.00 WIB, diiringi oleh para petinggi kedua partai yang turut menemani sejak awal.

Presiden keenam RI itu lalu mengungkapkan pertemuannya dengan Prabowo Subianto yang menghasilkan sejumlah kesepakatan.

Salah satu kesepakatan yang dicapai adalah kesamaan visi dan misi sebagai dasar untuk membangun koalisi pada Pilpres 2019. SBY mengungkapkan, sejak awal jalan koalisi kedua parpol terbuka sangat lebar.

"Apalagi setelah kami berdua sepakat atas apa yang menjadi persoalan bangsa lima tahun ke depan, sepakat atas apa yang diinginkan rakyat dan masyarakat, grassroot, sebelum kami berbicara kolisi," ujar SBY dalam jumpa pers bersama Prabowo di kediamannya, Kuningan, Jakarta, Selasa (24/7/2018).

SBY menuturkan bahwa isu dan visi serta misi ini perlu disepakati lebih dulu sebelum menyatakan koalisi. Jika hal ini sudah disepakati, koalisi pun bisa lebih mudah terbangun.

"Saya katakan tersedia (berkoalisi). Koalisi yang efektif yang kokoh harus berangkat dari niat baik, good will. Harus saling menghormati, mutual respect, dan saling percaya, mutual trust dan memiliki chemistry yang baik," ujar SBY.

Keduanya pun merasa prihatin atas kondisi Indonesia saat ini, terutama masalah ekonomi.

Prabowo mengatakan, dalam pertemuan enam mata tersebut, SBY menyampaikan telah berkeliling ke banyak daerah mendengar suara masyarakat. Begitu pula dirinya. Menurut dia, rakyat ingin ada perubahan di Indonesia.

"Intinya ingin pemerintahan bersih, pengelolaan ekonomi yang lebih capable," ujar Prabowo.

Prabowo kemudian memuji 10 tahun pemerintahan SBY. Bagi Prabowo, SBY memiliki pengalaman yang sangat besar.

"Sepuluh tahun beliau memimpin dengan tenang republik kita. Yang jelas, waktu beliau memimpin, BUMN-BUMN dalam keadaan baik. Sekarang kami risau," ujar Prabowo.

Baca: Prabowo Puji Kepemimpinan SBY, Contohnya Kondisi BUMN

Setelah menyampaikan hasil pertemuan, SBY ditanya oleh wartawan apakah dalam pertemuan semalam mendorong AHY menjadi cawapres pendamping Prabowo.

SBY menjawab, pertemuan tersebut belum spesifik membahas cawapres yang akan diusung Partai Gerindra dan Partai Demokrat.

"Kami tidak membicarakan urusan cawapres. Saya ulangi, setiap parpol tentu menginginkan salah satu kadernya jadi capres atau cawapres, demikian juga Partai Demokrat. Tapi cawapres bukan harga mati," ujar SBY.

Prabowo lantas meneruskan jawaban SBY.

"Pak SBY tidak meminta AHY sebagai cawapres sebagai harga mati. Beliau minta kami mencari nama yang terbaik," ujar Prabowo.

Baca: SBY: Bagi Demokrat, Cawapres Bukan Harga Mati

Meski demikian, ia tidak memungkiri bahwa nama AHY sebagai salah satu nama yang dipertimbangkan sebagai cawapres.

Menurut Prabowo, ia membutuhkan kriteria cawapres pendamping yang memiliki kapabilitas dan bisa berkomunikasi secara baik dengan generasi muda.

"Tapi kriteria yang saya butuhkan, capable, orang yang bisa berkomunikasi dengan baik dengan generasi muda karena memang pemilih mayoritas di bawah 40 tahun," kata Prabowo.

"Umpama nama AHY muncul saya harus katakan, why not," tuturnya.

Baca: Prabowo: AHY Jadi Cawapres, Kenapa Tidak?

"Begitu, Pak," kata Prabowo sambil menengok ke arah SBY yang berdiri di sampingnya. SBY merespons dengan berangguk-angguk.

Mendengar pengakuan Prabowo tersebut, AHY tersenyum.

Ketika ditanya soal kemungkinan berkoalisi dengan Presiden Joko Widodo, SBY mengungkapkan pihaknya juga menjalin komunikasi dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Namun, upaya Partai Demokrat untuk menjalin koalisi dengan kubu Jokowi rupanya menemui banyak kendala.

"Saya menjalin komunikasi dengan Pak Jokowi hampir satu tahun untuk menjajaki kemungkinan kebersamaan dalam pemerintahan. Pak Jokowi juga berharap Demokrat di dalam. Tapi kami menyadari banyak rintangan dan hambatan," kata SBY.

https://nasional.kompas.com/read/2018/07/25/08214611/pertemuan-sby-ahy-dengan-prabowo-dan-sinyal-koalisi-hadapi-jokowi

Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke