Salin Artikel

Sebelum Rumahnya Dirusak, Warga Ahmadiyah di Lombok Diminta Bertobat

Sebanyak 8 rumah hancur, mengakibatkan 24 orang yang terdiri dari 21 orang wanita dan anak-anak serta 3 orang pria dewasa, kehilangan tempat tinggal dan harta benda.

Juru bicara Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Yendra Budiana mengatakan, tindakan intoleran terhadap warga Ahmadiyah di Lombok Timur sudah dimulai sejak sebelum penyerangan terjadi. Bahkan, tindakan tersebut dimulai pada Maret 2018 lalu.

"Sudah ada dialog dan percobaan oleh pihak-pihak tertentu agar keluar dari paham Ahmadiyah. Pemaksaan hanya sebuah cara, tujuan akhirnya pengusiran," ujar Yendra dalam konferensi pers di Kantor Komnas Perempuan, Senin (21/5/2018).

Salah seorang korban berjenis kelamin laki-laki yang tidak disebutkan identitasnya mengungkapkan, pada tanggal 9 Mei 2018 anggota JAI di Lombok Timur mendapat surat panggilan pertemuan di kantor desa.

Pertemuan itu dihadiri camat, kapolsek, kodim, babinsa, dan tokoh-tokoh masyarakat.

"Kejadian waktu di kantor desa, Jumat 11 Mei, anggota disuruh bertobat. Pak Camat bilang kalau tidak mau bertobat akan diserahkan ke massa. Semua masyarakat sudah ingin main hakim sendiri," kata korban tersebut melalui rekaman suara.

Ia menjelaskan, kapolsek setempat pun menyuruh warga Ahmadiyah untuk bertobat dan kembali ke syahadat yang benar. Setelah itu, keributan akhirnya terjadi.

Sejumlah warga Ahmadiyah kemudian diamankan ke Mapolsek setempat. Di sana, warga kemudian diminta untuk kembali bertobat.

"Kalau tidak mau bertobat tidak dikasih lagi ke desa, rumah masing-masing," ujar korban tersebut.

Yendra menuturkan, ada beberapa kesimpulan dari pengakuan korban tersebut.

Kesimpulan tersebut antara lain ada intimidasi terhadap warga Ahmadiyah di Lombok Timur.

Selain itu, warga Ahmadiyah dipaksa untuk bertobat, bahkan ada pernyataan eksplisit akan diserahkan ke massa jika tidak bertobat. 

https://nasional.kompas.com/read/2018/05/21/16152511/sebelum-rumahnya-dirusak-warga-ahmadiyah-di-lombok-diminta-bertobat

Terkini Lainnya

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke