Salin Artikel

"Jika Prabowo 'King Maker', Pendukung Fanatiknya Belum Tentu Mau Milih"

Sebab, berdasarkan pengamatan Hamdi, jumlah pemilih Prabowo yang bersifat konsisten masih cukup besar di Indonesia.

"Itu dilema yang dialami Gerindra sekarang bahwa jika Prabowo menjadi king maker, pendukung fanatiknya belum tentu mau memilih (sosok yang ditunjuk jadi capres). Sebab, dasar memilih itu adalah sosok Prabowo-nya sendiri," ujar Hamdi saat dijumpai di Kantor PSI, Jakarta Pusat, Sabtu (21/4/2018).

Apalagi, berdasarkan riset yang pernah dilakukan Hamdi, pemilih Prabowo itu lekat dengan Gerindra.

Artinya, pemilih Gerindra pasti memilih Prabowo dan begitu pula sebaliknya.

Kasus yang sama, lanjut Hamdi, berlaku juga pada sifat pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Belum tentu juga (sosok pengganti Prabowo jadi capres) bisa di-Gerindra-kan dalam waktu cepat. Karena di mata pendukung, Gerindra dan Prabowo itu satu paket dan jumlah pemilih seperti ini cukup besar meskipun di survei hanya terdeteksi 20-30 persen," ujar Hamdi.

Namun, apabila Gerindra menempatkan Prabowo sebagai king maker dan menyerahkan tiket capres kepada sosok baru, apalagi di luar Gerindra dan PKS, Hamdi menyarankan kedua partai itu untuk berpikir bagaimana menjaga pemilih fanatik.

"Kalaupun mau dialihkan ke non-Prabowo, saya kira koalisi itu harus berpikir keras apakah cukup waktu untuk tiba-tiba di-switch itu. Karena pemilih fanatik itu Prabowo harga mati dan jumlahnya besar," lanjut Hamdi.

Wakil Ketua Partai Gerindra Fadli Zon sebelumnya menegaskan, Prabowo tidak akan menjadi king maker dalam Pilpres 2019.

Prabowo tidak pernah mengeluarkan pernyataan ingin menjadi king maker. Sebaliknya, Prabowo mengatakan ingin menjadi capres.

Apalagi, Prabowo telah menerima mandat dari Gerindra untuk maju sebagai calon presiden.

Hal tersebut, lanjut dia, bersifat final dan mengikat serta tidak mungkin berubah di tengah jalan.

"Proses masing-masing parpol kami tahu, kami hargai, tetapi Gerindra sudah final. Tentang bab king maker itu tertutup, bab tentang cawapres juga tertutup. Pak Prabowo maju sebagai capres," kata Fadli.

Namun, hingga saat ini Prabowo belum melakukan deklarasi sebagai capres. Koalisi pun belum terbentuk.

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/22/08201371/jika-prabowo-king-maker-pendukung-fanatiknya-belum-tentu-mau-milih

Terkini Lainnya

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke