Salin Artikel

Mungkinkah Duet Jokowi-Prabowo?

Apalagi, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengeluarkan sejumlah pernyataan yang membenarkan tawaran itu.

Di sela Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama PPP, Romi, sapaan Romahurmuziy, pekan lalu, tanpa ditanya membeberkan upaya Jokowi "mendekati" Prabowo sejak November 2017.

Romi mengatakan, Jokowi telah dua kali bertemu Prabowo pada November 2017 untuk menjajaki posisi cawapres.

Menurut Romi, Prabowo mengapresiasi tawaran tersebut. Bahkan, Prabowo merespons positif tawaran tersebut dengan mengirimkan utusannya dua pekan lalu untuk menanyakan kepastian kepada Jokowi.

Namun, lanjut Romi, saat itu belum ada persetujuan dari lima ketua umum parpol pengusung Jokowi di Pilpres 2019. Romi mengaku setuju dengan pilihan Jokowi itu.

Sementara itu, ketua umum parpol lain belum memberikan kepastian. 

Romi mengatakan, alasan Jokowi menggandeng Prabowo sebagai cawapres untuk meminimalkan konflik saat Pemilu 2019. 

Dengan penyelenggaraan pemilu legislatif dan pilpres yang serentak, potensi konflik saat kampanye dikhawatirkan semakin besar. 

Hal itu berpotensi semakin menajamkan gesekan antara Jokowi dan Prabowo. 

Tanggapan Jokowi dan PDI-P

Saat menghadiri peringatan Harlah Ke-45 PPP di UTC, Universitas Negeri Semarang, Sabtu (14/4/2018), Jokowi menanggapi santai pernyataan Romi soal tawaran cawapres untuk Prabowo.

Dalam sambutannya, sembari tertawa, Jokowi meminta Romi bertanggung jawab atas ulahnya.

Disindir Jokowi, Romi hanya menanggapinya dengan tertawa.

Upaya Jokowi menggandeng Prabowo sebagai cawapres juga dibenarkan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Hendrawan Supratikno.

"Sebab, platform ke depan, persatuan nasional lebih penting dibandingkan dengan siapa yang akan jadi presiden. Itu sebabnya muncul salah satu pandangan seperti itu (memasangkan Jokowi dan Prabowo)," kata Hendrawan kepada Kompas.com, Sabtu (14/4/2018).

Ia mengatakan, upaya ini masih terus dilakukan oleh koalisi pengusung Jokowi di Pilpres 2019. Menurut Hendrawan, hingga saat ini belum ada keputusan final terkait hal tersebut sehingga segala peluangnya masih terbuka.

Hendrawan mengatakan, meski Prabowo menerima mandat Gerindra, belum sampai tahap deklarasi capres.

Oleh karena itu, ia menilai, peluang bersatunya Jokowi dan Prabowo di Pemilu 2019 masih terbuka lebar.

Gerindra membenarkan

Petinggi Gerindra juga membenarkan tawaran Jokowi untuk Prabowo.

Wakil Sekjen Partai Gerindra Andre Rosiade menilai, Jokowi melakukan hal itu karena takut kalah dari Prabowo.

Ia menegaskan, Prabowo langsung menolak tawaran tersebut. Andre membantah Prabowo pernah mengirimkan utusannya untuk menghadap Jokowi dan menanyakan kelanjutan tawaran tersebut.

Kesiapan Prabowo menerima mandat sebagai capres dinilai Andre bersifat final dan mengikat.

"Itu kan dongeng Romi saja. Kalau Pak Prabowo mau jadi cawapresnya Jokowi, tentu sudah diterima Pak Prabowo. Tidak mungkin Partai Gerindra deklarasi pencapresan Prabowo pada 11 April," kata Andre.

Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas, menilai, peluang bersatunya Jokowi dan Prabowo di Pemilu 2019 masih terbuka.

Hal itu ditandai dengan belum terbentuknya koalisi dari Gerindra untuk mengusung Prabowo sebagai capres.

Menurut dia, jika Prabowo benar-benar menolak tawaran Jokowi, seharusnya tak perlu menunggu lebih lama untuk memastikan koalisi pengusungnya di Pemilu 2019.

"Kalau memang menolak tawaran Pak Jokowi, kan, mestinya Pak Prabowo langsung memastikan koalisinya bersama PKS dan PAN, misalnya. Ini, kan, masih belum," kata Sirojudin saat dihubungi, Minggu (15/4/2018).

Sirojudin menilai, pernyataan Prabowo yang menerima mandat Gerindra untuk maju sebagai capres tak menjadi jaminan mantan Komandan Jenderal Kopassus itu tak merapat ke Jokowi.

Menurut dia, pernyataan Prabowo yang menerima mandat Gerindra hanya untuk menjaga soliditas dukungan suara dari para kader, simpatisan, dan pemilih Gerindra menjelang Pilkada 2018.

"Jadi, masih terbuka selama koalisi dari pihak Pak Prabowo belum terbentuk," lanjutnya.

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/16/09235591/mungkinkah-duet-jokowi-prabowo

Terkini Lainnya

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke