Salin Artikel

KPK: Bupati Bandung Barat Tidak Dibawa atas Dasar Kemanusiaan

Namun, karena alasan kesehatan, KPK mengurungkan niatnya membawa Abubakar ke Jakarta.

"Atas dasar kemanusiaan, tim mempertimbangkan untuk tidak membawa bupati malam tadi ke Jakarta dan meminta bupati membuat surat pernyataan," ujar Febri dalam pesan singkat, Rabu (11/4/2018).

Febri menuturkan, saat ini tim KPK dan Polri sedang berada di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung untuk menunggu pengobatan kemoterapi Abubakar.

"Kami harap tim dokter dapat menjalankan tugas secara profesional," ujarnya.

Febri mengimbau agar tidak ada pihak lain yang menghalangi pelaksanaan tugas KPK.

Tim KPK juga sedang melakukan pemeriksaan awal di rumah yang bersangkutan.

KPK sebelumnya melakukan operasi tangkap tangan di Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (10/4/2018).

Menurut Febri, total ada tujuh orang yang ditangkap. Sebagian sudah dibawa ke Gedung KPK Jakarta dan yang lainnya sudah dilakukan pemeriksaan awal.

"Salah satu yang tadi diamankan adalah bupati aktif dan sejumlah PNS," kata Febri. Meski demikian, Febri belum menjelaskan lebih detail perihal kasus tersebut.

Abubakar sebelumnya membantah dirinya ditangkap KPK. Namun, ia tak menampik jika didatangi dua petugas dari KPK.

Abu menceritakan, dua pejabat KPK datang menemuinya pada Selasa sore di rumah dinasnya di kompleks perumahan elite Kota Baru Parahyangan.

Saat itu, ia baru selesai menghadiri kegiatan dinas dan tengah fokus mendampingi istrinya, Elin Abubakar, yang sedang bersiap menghadapi debat publik di Pilkada Bandung Barat.

"Di sela saya sedang memberikan support, tadi saya dapat laporan dari ajudan katanya ada tamu minta izin bertemu dengan saya. Saya tanya dari mana? Nanti katanya bapak langsung saja terima. Beliau memperkenalkan bahwa tamu yang datang itu pejabat dari KPK. Saya terima dengan baik, apa yang diperlukan saya bilang?" ucap Abu di kediamannya di kawasan Lembang, Selasa malam.

Dua petugas itu, sambung Abu, bermaksud menggali informasi perihal isu dirinya yang memerintahkan para pejabat SKPD Pemkab Bandung Barat menggalang dana untuk modal kampanye istrinya. Duit itu dipakai juga untuk biaya berobat Abubakar.

"Intinya, para petugas itu meminta keterangan klarifikasi bahwa banyak isu yang masuk ke KPK. Dari mulai bupati sakit, kemudian saat ini bupati sebagai tim sukses melakukan penggalangan dana. (Isunya) saya memerintahkan kepala dinas untuk keperluan saya berobat dan dalam konteks ibu dalam proses pencalonan," ujarnya.

Kepada petugas KPK, Abubakar menyanggah semua isu tersebut. Dia mengatakan, dua periode menjabat sebagai bupati sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Saya dua periode sebagai bupati sudah cukup bekal saya untuk berobat dan bekal ibu sebagai calon bupati. Saya tahu persis bahwa apa yang diperlukan calon bahwa pilkada itu mahal atau murah itu relatif. Selama ini saya tahu persis. Jadi, kalau sekarang ada keterangan ada laporan dari teman-teman KPK bahwa saya menggalang dana, saya bilang tidak benar," ungkapnya.

"Jadi, (KPK) hanya meminta klarifikasi dan keterangan tentang kepala SKPD melakukan galang dana. Enggak ada penyebutan korupsi. Sebab, kalau korupsi ada unsur kerugian negara," ucapnya.

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/11/13144811/kpk-bupati-bandung-barat-tidak-dibawa-atas-dasar-kemanusiaan

Terkini Lainnya

Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke