"Kami melakukan perjalanan yang jauh dari Astana ke Jakarta selama lebih dari 10 jam ke Jakarta. Tujuan kami pertama-tama ingin menyampaikan surat dari Presiden kami kepada Anda untuk mengundang Pak Presiden melakukan kunjungan resmi ke Astana pada 10 Oktober," kata Ketua Parlemen Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev saat bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (13/3/2018).
Kassym mengatakan, pada tahun ini, Indonesia dan Kazakhstan memperingati perayaan pembangunan hubungan diplomatik ke-25. Ini merupakan momen yang baik dan Kazakhstan memandang Indonesia sebagai negara mitra yang penting di Asia.
"Dan, kita memiliki banyak peluang untuk meningkatkan potensi kerja sama kedua negara," kata Kassym.
Sementara itu, Presiden Jokowi mengucapkan terima kasih kepada delegasi Parlemen Kazakhstan yang sudah mengunjungi Indonesia dan mengantarkan langsung undangan untuknya.
Jokowi mengatakan, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar. Namun, Indonesia merupakan negara majemuk, baik pada aspek religius maupun suku budaya.
"Alhamdulillah kami dapat menjaga kebersamaan dalam prinsip perdamaian dan toleransi yang selalu memberi kenyamanan," kata Jokowi.
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR Nurhayati Ali Assegaf yang menemani delegasi Kazakhstan ke Istana menambahkan, Jokowi tidak hanya diundang hadir, tetapi juga berpidato di acara Political Religious Meeting Conference.
"Ia berharap, Pak Jokowi bisa menyampaikan sambutan sebagai pembicara mempresentasikan negara berkayoritas Muslim," kata Nurhayati.
Menurut Nurhayati, Jokowi menyambut baik undangan yang disampaikan dan akan mempertimbangkannya. Namun, apabila tidak bisa hadir, Jokowi akan mengirimkan delegasi dari Indonesia.
https://nasional.kompas.com/read/2018/03/13/10293241/jokowi-diundang-pidato-di-kazakhstan-sebagai-pemimpin-negara-mayoritas