Salin Artikel

Di Pengajian Muhammadiyah, Kapolri Blak-blakan soal Isu Penyerangan Ulama

Tito mengatakan, dari 46 isu penyerangan ulama yang muncul di media sosial, hanya tiga peristiwa yang benar-benar terjadi.

"Ada dua di Jawa barat, satu di Lamongan. Tiga-tiganya pelakunya sudah ditangkap dan memang dikenal warga masyarakat di situ memiliki gangguan kejiwaan," kata Tito.

Selanjutnya, ada lima peristiwa penyerangan yang direkayasa.

Polisi awalnya menerima laporan di Cicalengka, Ciamis, Kediri, dan Balikpapan mengenai penganiayaan ulama dan penjaga masjid.

Setelah dilakukan rekonstruksi, diketahui bahwa peristiwa itu dibuat-buat dan tidak benar-benar terjadi.

"Alasannya ingin dapat perhatian karena gajinya kurang. Yang bersangkutan sudah mengakui peristiwa penganiaya tak terjadi," kata dia.

Ketiga, lanjut Tito, ada juga kasus memang benar terjadi penganiayaan. Namun, korbannya bukanlah ulama seperti yang beredar di media sosial.

Terakhir, yang paling banyak terjadi adalah hoaks, sebanyak 32 kasus.

"Artinya, kasusnya memang tidak ada sama sekali. Tapi di medsos muncul seolah ada penyerangan terhadap ulama," kata Tito.

Dengan melihat modus tersebut, Tito menilai ada pihak yang sengaja menggoreng isu tersebut menjadi besar dan meresahkan masyarakat.

Salah satunya berasal dari kelompok The Family MCA yang belum lama ini diungkap kepolisian.

"Tujuannya mendelegitimasi pemerintah agar dilabeli tidak kredibel, ada pergantian pemerintahan dan lain-lain," kata Tito.

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat lebih selektif memilah informasi yang diterima. Jangan menelan mentah-mentah kabar yang disebarkan orang lain.

https://nasional.kompas.com/read/2018/03/09/21394131/di-pengajian-muhammadiyah-kapolri-blak-blakan-soal-isu-penyerangan-ulama

Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke