Salin Artikel

Begini Kondisi Mata Novel Jika Rangkaian Operasi Selesai Dilakukan

"Jadi begini, kalau dibilang pulih, tentunya tidak pulih. Tapi Insya Allah bisa melihat," kata Novel, saat menerima wawancara dengan sejumlah media massa di kediamannya di Jalan Deposito RT 003 RW 010, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (27/2/2018).

Ia mengatakan, normalnya mata memiliki jaringan putih dan hitam. Namun, akibat penyerangan air keras, jaringan putih mata kirinya rusak sehingga jaringan gusi dipilih untuk ditanam menggantikan jaringan yang rusak itu.

Setelah semua tindakan pengobatan, Novel melanjutkan, kemungkinan tampilan matanya akan menjadi berbeda.

"Nanti kalau selesai dari semua tindakannya, mata kiri saya terlihat warnanya pink, di tengahnya ada sedikit hitam untuk sebagai penglihatan. Ilustrasinya gitu walaupun saya belum melihat," ujar Novel.

Novel juga menceritakan rinci tentang pengobatannya di Singapura. Di sana ia menjalani tindakan pelepasan jahitan di mata kiri yang sebelumnya telah dilakukan operasi penyatuan selaput. 

Dia mengaku masih merasa sakit namun, tidak berlangsung terus menerus.

"Alhamdulilah pelepasan jahitan bisa dilakukan secara keseluruhan walaupun agak sedikit-sedikit sakit," ujar Novel.

Pada Februari, lanjut Novel, dokter di Singapura telah memeriksa dan melakukan pemasangan glaukomatiup untuk membuat matanya stabil.

"Dan kalau pemasangan glaukomatiup kaitannya untuk membuat tegangan mata tidak tinggi. Diharapkan mata stabil dan tidak terjadi pengrusakan sel yang diharapkan tumbuh," ujar Novel.

Novel berharap, mata kirinya bisa siap untuk operasi tahap kedua yang rencananya bakal dilangsungkan akhir bulan ini.

"Saya harap akhir Maret saya bisa dilakukan operasi tahap kedua. Tentu harapannya saya bisa melihat. Tentu saya minta doa dari seluruh rakyat Indonesia," ujar Novel.

Seperti diberitakan, Novel pulang dari perawatannya di Singapura, Kamis (22/2/2018). Dia kembali ke Tanah Air dalam proses pemulihan sambil menunggu operasi mata tahap kedua di Singapura.

Wajah Novel Baswedan disiram air keras seusai menunaikan shalat Subuh berjamaah di Masjid Al Ikhsan, Jalan Deposito RT 003 RW 010, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 11 April 2017.

Seusai mendapat serangan, Novel dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sore harinya, Novel dirujuk ke Jakarta Eye Center.

Luka parah pada kedua mata Novel akibat siraman air keras ternyata tak cukup ditangani di Indonesia. Pada 12 April 2017, dokter merujuk agar Novel mendapatkan perawatan mata di Singapura.

Pada 17 Agustus 2017, Novel menjalani operasi pertama di Singapura. Hingga saat ini, kasus penyiraman air keras terhadap Novel belum juga menemukan titik terang.

Setelah lebih dari 10 bulan sejak penyerangan dilakukan, polisi belum juga menetapkan satu tersangka.

https://nasional.kompas.com/read/2018/02/27/19273311/begini-kondisi-mata-novel-jika-rangkaian-operasi-selesai-dilakukan

Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke