Menurut dia, Golkar tidak perlu menunggu sampai adanya putusan gugatan praperadilan yang diajukan Novanto melawan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Nusron mengatakan, sekalipun Setya Novanto kembali memenangi praperadilan, citranya sebagai tersangka kasus korupsi E-KTP sudah terlanjur melekat di masyarakat.
"Kalah atau menang praperadilan, harus ada pergantian kepemimpinan. Memang kalau dia menang praperadilan kita masih mau dipimpin? Terus yakin bahwa pemimpinnya akan berhasil? Tidak ada itu," kata Nusron, di Jakarta, Kamis (23/11/2017).
Baca: Akbar Tandjung Khawatir Golkar Kiamat karena Pertahankan Novanto
Nusron mengatakan, untuk menyelamatkan Partai Golkar yang elektabilitasnya terus merosot, dibutuhkan pergantian kepemimpinan.
Golkar harus dipimpin oleh sosok yang bersih yang tak pernah terkait kasus korupsi.
"Golkar akan hancur kalau tak ada cut off position dari perilaku korupsi," ucap Nusron.
Nusron menyesalkan keputusan rapat pleno DPP Golkar, Selasa (21/11/217), yang mempertahankan Novanto baik dari posisi Ketum Golkar maupun Ketua DPR hingga jatuhnya putusan praperadilan.
Nusron, yang sempat mengikuti rapat tersebut, mengakui, ada sejumlah pengurus DPP yang masih membela Novanto habis-habisan.
"Pengikut dia masih banyak di dalam," ujar Kepala BNP2TKI ini.
https://nasional.kompas.com/read/2017/11/23/20462481/menurut-nusron-kalah-atau-menang-praperadilan-novanto-harus-diganti