Salin Artikel

Coba Kepala Daerah Itu Merenung, Mikir...

JAKARTA, KOMPAS.com – Biaya pilkada terus menggelembung. Pada 2018, anggarannya mencapai Rp 15,1 triliun, naik 255 persen dari 2017 yang hanya Rp 5,95 triliun.

Namun, apakah kenaikan biaya pilkada sejalan dengan peningkatan kualitas kepala daerah yang terpilih? Tentu saja hal itu sulit untuk diukur.

Meski begitu, realitanya, masih banyak kepala daerah hasil pilkada justru mencium ubin dingin bui KPK, alias terjerat kasus korupsi. Realita yang membuat rakyat mengelus dada.

“Sejauh mana gubernur, bupati dan wakilnya merenung, berpikir, bahwa uang rakyat telah di kelurkan sebanyak itu untuk memilih dia. Apa yang mereka perbuat?,” ujar Staf Ahli Menteri PANRB Shadiq Pasadigoe di Jakarta, Selasa (7/11/2017).

Dalam Pilkada Sumatera Barat misalnya, biaya pilkadanya mencapai Rp 78 miliar.

Bila dibagi hari dalam 5 tahun, tutur dia, maka uang rakyat yang digunakan untuk gelaran yang disebut pesta demokrasi itu mencapai Rp 42,7 juta per hari.

Alih-alih merenung dan berpikir, banyak kepala daerah yang hidup mewah pasca terpilih dalam Pilkada. Mobilnya seharga setengah miliar lebih, gayanya bak konglomerat.

“Kemudian rakyat melihat itu,” kata Shadiq.

Padahal kalau kepala daerah mau merenung, tutur dia, biaya Pilkada Rp 78 miliar bisa setara dengan pembangunan jalan sepanjang 110 km.

Atau, berpikir jika anggaran itu digunakan untuk perbaikan infrastruktur pendidikan.

Sebagai bayangan saja, pemerintah sudah punya rencana membangun dan merehabilitasi lebih dari 61.000 ruang kelas dari SD sampai SMA pada 2018.

Wajah infrastuktur pendidikan nasional memang belum lepas dari cerita ruang kelas bocor, bahkan mau roboh.

https://nasional.kompas.com/read/2017/11/07/20325311/coba-kepala-daerah-itu-merenung-mikir

Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke