Salin Artikel

Kala Golkar Akhirnya Memilih Ridwan Kamil...

Tercatat, empat partai telah mendeklarasikan dukungannya kepada Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Empat partai itu adalah Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Golkar.

Jika dihitung, dukungan empat partai itu berjumlah 38 persen kursi DPRD Jawa Barat. Angka yang lebih dari cukup untuk mendaftarkan diri sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat.

Baca: Golkar Dukung Ridwan Kamil, Harga Diri Dedi Mulyadi Dipertaruhkan

Sesuai UU, syarat pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur adalah 20 persen kursi DPRD atau 25 persen suara sah di provinsi.

Hasil survei menunjukkan, elektabilitas Ridwan Kamil jauh di atas Bupati Purwakarta yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Berdasarkan survei Poltracking Indonesia pada Juni lalu, Emil berada pada peringkat pertama dengan angka 21,38 persen. Sementara, Dedi Mulyadi berada di posisi kedua di angka 4,88 persen.

Baca: Ridwan Kamil Tak Ingin Terlalu Bergantung pada Mesin Politik Partai

Keputusan Golkar mengusung Ridwan Kamil cukup mengejutkan. Sebelumnya, Golkar sudah menyatakan menutup pintu bagi Emil, dan akan menjajaki koalisi dengan PDI Perjuangan. 

Selain itu, ia menilai, kepemimpinan Emil di Bandung belum berhasil menghadirkan perubahan secara sistemik. 

Kemudian, nama Dedi muncul sebagai calon gubernur yang berpotensi diusung Golkar dan PDI Perjuangan. 

Hasto mengatakan, Dedi merupakan sosok yang satu visi dengan partai berlambang banteng itu.

Ia menilai, Dedi dan PDI-P sejalan ingin menjadikan Jawa Barat sebagai daerah yang bertumpu pada kebudayaan dan kearifan lokal.

Setelah "ditinggal" Golkar, PDI-P berencana menyandingkan Dedi dengan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.

Hasto menilai, duet Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar merupakan gabungan kekuatan nasionalis dan Islam di Jawa Barat.

Tergantung Megawati

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari, menilai, pilihan ini belum final, termasuk soal PDI-P tak akan mendukung Emil. Sebab, keputusan akhir ada di tangan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Sukarnoputri.

"Saya tidak bisa mengatakan PDI-P pasti tidak mendukung Emil. Bisa saja seperti di DKI, dukungan kepada Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) juga diberikan atas izin ketua umum di detik-detik terakhir," kata Qodari, saat dihubungi, Minggu (29/10/2017) malam.

Bahkan, kata dia, di DKI, para kader PDI-P sudah menunjukkan sikap penolakan terhadap Ahok.

Qodari mengatakan, Jawa Barat merupakan provinsi strategis untuk dimenangkan demi menunjang kesuksesan di Pemilu 2019. Hal ini pasti akan menjadi pertimbangan partai. 

Jika dibandingkan Jawa Timur dan Jawa Tengah, pemilih Jawa Barat tidak terkotak-kotak dalam basis agama dan kelompok sosial lainnya.

Qodari mengatakan, sebagian besar pemlih Jawa Barat adalah massa mengambang yang dengan mudah berganti pilihan setiap pemilu dan pilkada.

Oleh karena itu, tak pernah ada satu partai yang benar-benar mendominasi cukup lama di Jawa Barat.

Ia menduga, langkah Golkar merapat kepada Ridwan Kamil karena perhitungan hal tersebut. Dengan demikian, Golkar merasa suaranya di Pemilu 2019 lebih aman dengan mendukung Emil yang elektabilitasnya paling tinggi.

Hal tersebut diyakini juga akan menjadi pertimbangan PDI-P.

"Ya pilihan Golkar kemungkinan didasari juga dengan konstelasi koalisi di level nasional yang telah merapat ke Emil. Tentunya, hal itu juga jadi pertimbangan PDI-P," ujar Qodari.

https://nasional.kompas.com/read/2017/10/30/09292491/kala-golkar-akhirnya-memilih-ridwan-kamil

Terkini Lainnya

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke