Salin Artikel

Politisi PDI-P Ini Sebut Panglima Gatot Berpolitik Gaya Erdogan dan Trump

Gatot dinilai sama seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atau Presiden AS Donald Trump soal bagaimana menempatkan diri dalam isu-isu populer di masyarakat.

"Kalau kita perhatikan, populisme menjadi fenomena sosial politik di dunia dan trend ini terjadi juga di Indonesia lewat gejala individu. Trend ini terjadi pada Pak Gatot," ujar Andreas dalam sebuah diskusi di bilangan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (5/10/2017).

Gatot dinilai tampil paling depan dalam sejumlah isu. Misalnya, soal kasus penodaan agama, dugaan makar, kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) hingga isu 5.000 senjata ilegal. Ia mempersepsikan diri di publik seolah-olah sedang membela kepentingan masyarakat.

(Baca: Panglima TNI Mengaku Berpolitik Negara, Bukan Politik Praktis)

Soal apakah hal itu untuk meraih simpati rakyat demi perebutan kursi presiden, Andreas mengaku, belum bisa menyimpulkannya. Namun, apa yang dilakukan Gatot saat ini, lanjut Andreas, jelas memberikan implikasi politik.

"Mungkin nanti dia akan dipanggil partai politik yang mempersiapkan karpet merah untuk beliau tampil di Pemilu, saya tidak tahu. Tapi yang jelas dia menampilkan diri pada isu-isu populer," ujar dia.

Di sisi lain, apa yang dilakukan Gatot pun berimplikasi pada rakyat, termasuk internal TNI. Rakyat ada yang suka, tidak sedikit pula yang tidak suka. Begitupun internal TNI sendiri.

(Baca: Wapres: Kayak Agus Yudhoyono, Mau Berpolitik Praktis Keluar Dulu, Bagus Itu)

"Mungkin Panglima punya agenda. Mungkin ya. Saya tidak mau spekulasi juga. Ya apa lagi? Menggunakan institusi negara, media dan lain-lain membuat dirinya semakin populer, semakin melejit," ujar Andreas.

Ujung-ujungnya, lanjut pria yang juga menjabat senagai anggota Komisi I DPR, rakyat pula yang menentukan apakah akan memilih sosok Gatot atau tidak. Apapun kepentingan Gatot, dia tetap menghadapi persepsi di publik, baik pro atau kontra.

https://nasional.kompas.com/read/2017/10/05/15483271/politisi-pdi-p-ini-sebut-panglima-gatot-berpolitik-gaya-erdogan-dan-trump

Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke