Salin Artikel

Evaluasi ICW soal Pansus KPK: Wawancara Koruptor hingga Tebar Ancaman

Pertama, dari 16 aktivitas pansus selama bekerja. Sebanyak 12 aktivitas itu dianggap tidak relevan dengan tujuan pansus yang disampaikan dalam Paripurna. Antara lain, kunjungan ke Kepolisian dan Kejaksaan untuk menggalang dukungan, kunjungan ke penjara Sukamiskin dan kunjungan ke safe house KPK.

"Aktivitas yang tidak relevan itu patut diduga dilakukan untuk mencari-cari kesalahan KPK. Paling fatal adalah mengunjungi penjara Sukamiskin dan mewawancarai para koruptor," kata Donal.

Kedua, pansus sejak awal patut diduga sudah memilih ahli yang cenderung mendukung kerjanya untuk memperkuat keberadaan pansus. Sebab, dari lima ahli yang diundang pansus, empat ahli diantaranya terkesan mendukung dan menguntungkan pansus. Seperti, Yusril Ihza Mahendra, Zain Badjeber, Muhammad Sholehuddin, dan Romli Atmasasmita.

"Sedangkan keahlian yang disampaikan Mahfud MD terkesan diabaikan oleh Pansus meski juga diundang dimintai pandangan, lantaran mempersoalkan pansus," ujarnya.

Ketiga, pansus lebih banyak melakukan kunjungan-kunjungan "politis" dan tidak relevan. Misalnya mengunjungi BPK, Kepolisian, Kejaksaan Agung, penjara Sukamiskin, dan safe house KPK.

"Dari enam kali kunjungan, hanya dua kunjungan yang relevan dengan materi angket. Sisanya kunjungan penggalangan dukungan dan upaya mencari kesalahan KPK di luar materi angket yang jelas tidak relevan," ucapnya.

Keempat lanjut dia, sejumlah anggota pansus diduga dengan sengaja menebar hoaks yang menyasar lembaga anti rasuah. Di antaranya menuding KPK memiliki rumah sekap, KPK adalah lembaga superbody, dan tudingan bahwa KPK menggunakan jet pribadi saat menyidik kasus suap di Mahkamah Konstitusi (MK).

Kelima, enam saksi yang dipilih pansus untuk dimintai keterangan tak relevan. Sebab, sejak awal saksi-saksi tersebut sudah bermasalah dengan KPK.

Enam kelompok saksi itu narapidana di penjara Sukamiskin, Yulianis, Muhtar Effendi, Miko Panji Tirtayasa, korban kasus burung walet, dan mantan hakim Syarifuddin Umar yang pernah menjadi "pasien" KPK.

"Pemilihan saksi-saksi ini menguatkan tujuan pansus untuk mencari-cari kesalahan KPK. Karena tiga orang saksi adalah terpidana kasus korupsi. Pertanyaan pansus dan pernyataan saksi juga tidak sesuai dengan objek materi angket," kata Donal.

Temuan terakhir, yakni temuan keenam, pansus kerap menebar ancaman kepada KPK. Ancaman itu salah satunya untuk membekukan anggaran bagi Polri dan KPK untuk tahun anggaran 2018. 

"Ada juga desakan mengganti Jubir KPK. Juga ancaman revisi Undang-Undang KPK, usai pansus mengumumkan 11 temuan sementaranya terhadap KPK," sebut Donal.

https://nasional.kompas.com/read/2017/08/27/17370011/evaluasi-icw-soal-pansus-kpk--wawancara-koruptor-hingga-tebar-ancaman

Terkini Lainnya

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke