Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ren Muhammad

Pendiri Khatulistiwamuda yang bergerak pada tiga matra kerja: pendidikan, sosial budaya, dan spiritualitas. Selain membidani kelahiran buku-buku, juga turut membesut Yayasan Pendidikan Islam Terpadu al-Amin di Pelabuhan Ratu, sebagai Direktur Eksekutif.

Sehari Surga di Dunia

Kompas.com - 25/06/2017, 22:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

RIBUAN tahun sebelum ajaran Islam turun ke bumi, masyarakat jahiliyah Arab ternyata sudah memiliki dua hari raya: Nairuz dan Mahrajan. Mereka menggelar kedua hari raya itu dengan pesta pora, menari-nari, bernyanyi riang, menyantap hidangan lezat, serta mabuk sampai teler.

Nairuz dan Mahrajan merupakan tradisi hari raya yang berasal dari zaman Persia kuno. Setelah turun kewajiban menunaikan ibadah puasa Ramadhan pada 2 Hijriah, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abu Dawud ra dan An-Nasa’i ra, Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya Allah mengganti dua hari raya itu dengan yang lebih baik, yakni Idul Fitri dan Idul Adha."

Perayaan Idul Fitri perdana dilaksanakan umat Muslim usai menuntaskan Perang Badr yang pecah pada 17 Ramadhan. Banyak di antara para Sahabat yang mendirikan shalat Id dalam kondisi tubuh disarati luka. Bahkan Rasulullah SAW pun harus bersandar pada Bilal bin Rabbah ra akibat letih teramat sangat.

Jadi kemenangan apa yang sedang digelorakan komunitas orang beriman terawal itu? Tak lain adalah berhasil memenangi Perang Badr dan puasa pertama Ramadhan yang luar biasa melelahkan.

Seturut perjalanan waktu, masyarakat Muslim di Madinah melengkapi perayaan Idul Fitri dengan saling memaafkan, mengenakan pakaian baru, bersilaturahim, dan tentu... pesta makanan (iftar).

Konon dari kata itulah mencuat nama Fitri yang kini bergaung ke seantero dunia Islam. Lebaran sama dengan hari raya makan-makan.

Namun sejatinya, Lebaran bisa dimaknai dengan cara yang lebih anggun. Rahasia di balik penggantian Nairuz menjadi Idul Fitri adalah Allah sengaja memaksa kita mendatangi kebahagiaan dalam rida dan diridai. "Irji'i ila Rabbiki radliyatan mardliyah..." (QS. al-Fajr [89]: 28).

Pada 1 Syawal bulan Hijriah, siapa pun yang mengaku Muslim, terikat hukum maaf-memaafkan. Ikhlas mengikhlaskan. Saling mengunjungi. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Menerima sepenuh hati.

Jika Muslim yang bersangkutan sedang dibelit kesusahan, Allah mengangkat derajatnya dengan zakat fitrah. Secara umum, pemandangan yang kasat adalah semua Muslim berbahagia.

Dada yang lapang, ketenangan pikiran, hati nan riang, jadi alasan utama bagaimana Tuhan mengajari kita berbahagia luar-dalam selama hidup di dunia.

Ternyata tanpa berbalahan, kita berkenan melakoni hidup yang indah--meski satu hari saja. Andai kemudian ada yang bisa menerapkannya sepanjang sisa usia, hidup pun puspawarna jadinya.

Jantung kehidupan

Puncak pencapaian kehadiran di dunia yang ingin diraih manusia adalah hidup bahagia yang sejati. Hal itu dimulai dari hari ini, di sini, dan kini. Itulah tanjung harapan semua insan.

Lebaran memberi kita peluang belajar sekaligus gambaran surga yang dicitra di dunia. Semua orang yang masih hidup sampai hari ini bisa melihat fenomenanya. Bahkan mereka yang berperang di Timur Tengah dan Afrika sana berhenti seketika tanpa uluran tangan PBB, apalagi Amerika.

Nukilan petunjuk geladi surga di dunia dapat kita temukan dalam ayat Al Quran yang berbunyi, "Orang-orang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik. (QS. ar-Ra'd [13]: 29)."

Lantas apakah tempat kembali yang baik itu? Pada ayat lain kita bisa temukan jawabannya.

"Adapun orang-orang berbahagia, maka tempatnya di surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhan-mu menghendaki (yang lain); sebagai karunia tiada terputus. (QS. Hud [11]: 108)."

Pertanyaannya, sudahkah Anda berbahagia? Butuh berapa lama lagi agar Anda mantap memeluk kebahagiaan? Dusta mana lagi yang mau kita ajukan untuk menyangkal nikmat Tuhan?

Akhir kata, pada hari mulia lagi menakjubkan ini, saya hanya bisa menghaturkan doa pada Sang Maha Ada: semoga semesta raya berbahagia. Mohon maaf atas salah-khilaf saya yang berdaun-daun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com