Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Diserang Lagi, DPR Mesti Tuntaskan Revisi RUU Terorisme

Kompas.com - 25/06/2017, 19:30 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Mulfachri Harahap, mengatakan kasus penyerangan terhadap Markas Polda Sumatera Utara seharusnya mendorong DPR untuk segera menuntaskan pembahasan revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme.

"Tentu ini juga mendorog teman-teman di dewan untuk segera mungkin menuntaskan pembahasan Undang-Undang Terorisme," kata Mulfachri di acara open house di rumah dinas Ketua MPR, Zulkifli Hasan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (25/6/2017).

Mulfachri membenarkan adanya perbedaan pandangan di antara fraksi di DPR, terkait klausul yang ada di dalam revisi UU Terorisme. Salah satunya, kata Mulfachri, soal hal sensitif yakni pelibatan TNI dalam operasi penangkalan terorisme.

Mulfachri mengatakan, perbedaan pandangan itu bisa didiskusikan dengan baik, tenang, tanpa saling curiga, sehingga bisa mencapai rumusan yang disepakati para fraksi. Dia menilai, TNI bisa saja dilibatkan dalam operasi penangkalan terorisme tetapi dalam batas tertentu.

"Saya melihat bahwa sejauh yang bisa kita terima, pelibatan TNI dalam operasi-operasi penanaganan teror, tentu diperlukan. Sebatas mana keterlibatan ini, itu yang harus segera dicarikan titik temunya," kata Mulfachri.

Dua terduga teroris berinisial AR dan SP menyerang Mapolda Sumut pada Minggu dini hari pukul 03.00 WIB. Setelah melompati pagar, pelaku menyerang polisi yang tengah beristirahat di salah satu dari tiga pos penjagaan.

Ketika menyerang, menurut polisi, pelaku meneriakkan takbir. Aiptu Martua Sigalinging yang sedang berjaga di pos tewas ditikam di leher, dada, dan tangan dengan menggunakan senjata tajam.

Lihat juga: Gugur dalam Aksi Teror di Polda Sumut, Ini Sosok Aiptu Martua di Mata Rekannya

Pelaku juga mencoba membakar ruangan pos.

Salah satu rekan Aiptu Martua, Brigadir E Ginting kemudian meminta tolong kepada anggota Brimob yang ada di pos lainnya. Dari pos I, tiga anggota Brimob, yakni Brigadir Novendri Sinaga, Bharatu Lomo Simanjuntak, dan Brigadir Karo Sekali langsung mendatangi Brigadir E Ginting. Mereka lalu menembak kedua pelaku.

AR tewas di tempat kejadian sementara SP dalam kondisi kritis. Kasus penyerangan itu kini ditangani Densus 88.

Baca juga: Polda Sumut Diserang Teroris, Ini Instruksi Kapolri untuk Seluruh Polisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com