JAKARTA, KOMPAS.com - Melalui metode astronomi, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebut kemungkinan besar awal bulan puasa Ramadhan jatuh pada, Sabtu (27/5/2017).
Tak berbeda dengan Muhammadiyah yang telah menentukan awal bulan puasa Ramadhan 2017 yang akan jatuh pada esok hari.
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa jika dari metode hisab atau perhitungan, hilal dimungkinkan sudah bisa dilihat karena berada di atas dua derajat ufuk.
"Tapi tetap ini sebatas kemungkinan karena didasarkan perhitungan. Nah ini yang harus dikonfirmasi melalui rukyat, penglihatan," kata Lukman di kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Jumat (27/5/2017).
Meski demikian, Lukman tetap berharap pemantauan yang dilakukan Kementerian Agama RI, di 77 titik di seluruh provinsi di Indonesia bisa melihat hilal.
(Baca: Kapan Awal Puasa Ramadhan 2017?)
"Jadi kita berdoa mudah-mudahan di antara petugas-petubas yang kita sebar di seluruh titik di Tanah Air ini ada yang bisa melihat hilal itu," kata Lukman.
Nantinya, kata Lukman, jika dari 77 titik pemantauan tersebut hilal tak bisa dilihat. Maka, awal puasa Ramadhan 1438 H jatuh pada hari Minggu (28/5/2017).
"Tapi kalau tidak ada satu pun yang melihat hilal. Maka ya bulan Sya'ban ini akan digenapkan menjadi 30 hari. Lalu kemudian 1 Ramadhan baru hari Ahad, minggunya," kata dia.
Diketahui, Kemenag RI akan menggelar sidang itsbat untuk menetapkan kapan waktu umat muslim Indonesia akan mulai menjalankan ibadah puasa bulan Ramadan 1438H, petang ini, Jumat, (26/5/2017). Sidang itsbat tersebut akan digelar di Auditorium HM. Rasjidi, Kemenag RI, Jl. MH. Thamrin 6, Jakarta Pusat.
(Baca: Awal Puasa Ramadhan 2017, Muhammadiyah Sudah Pastikan 27 Mei)
Sidang itsbat merupakan wujud kebersamaan antara pemerintah dengan ormas islam dan instansi terkait dalam mengambil keputusan penentuan awal bulan Ramadan 1438 Hijriah.
Proses sidang akan dimulai pukul 17.00 WIB, diawali dengan pemaparan dari tim hisab dan rukyat Kemenag tentang posisi hilal menjelang awal Ramadan 1438H. Laporan hasil rukyatul hilal dari lokasi pemantauan dan dan data hisab posisi hilal awal Ramadan tersebut akan dimusyawarahkan untuk diambil keputusan penetapan awal puasa tahun ini.
Sidang istbat juga akan dihadiri oleh Duta Besar negara-negara sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Selain itu, Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, pakar falak dari Ormas-ormas Islam, dan tim hisab dan rukyat Kemenag.