Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tanggapan Pengkritik Jokowi yang Dilaporkan ke Polisi

Kompas.com - 14/05/2017, 10:38 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang perempuan yang dilaporkan karena mengkritik Presiden Joko Widodo, VKL, belum mau berbicara banyak soal ada warga yang melaporkan dirinya ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan penghinaan terhadap Presiden.

VKL mengaku baru mengetahui dirinya dilaporkan dari pemberitaan media massa.

"Ini barusan. Nah saya belum komentar dulu lagi ya," ujar VKL, saat dihubungi Sabtu (13/5/2017) malam.

Saat ditanya apakah dirinya sudah menerima surat permintaan klarifikasi dari Mendagri Tjahjo Kumolo, dia menjawab bahwa surat tersebut baru dia terima pada Sabtu siang.

"Saya baru terima surat dari Kemendagri sih tadi siang," kata dia.

(Baca: Pengkritik Presiden Jokowi Dilaporkan ke Polisi)

VKL pun mengaku sudah mengirimkan surat klarifikasi mengenai orasinya yang dipermasalahkan Mendagri pada Sabtu pagi. Namun, dia enggan menjelaskan isi surat klarifikasi tersebut.

"Saya sudah kirim surat klarifikasi tadi pagi ke Pak Tjahjo (Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo). (Isinya) bisa ditanyakan ke beliau, saya serahkan ke Pak Menteri aja mau dibuka atau tidaknya," ucap VKL.

Adapun Mendagri Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa dia sudah menerima surat klarifikasi VKL. Tjahjo mengatakan belum ingin mengomentari soal adanya warga yang melaporkan VKL dengan tuduhan menghina Presiden Jokowi.

"Sudah (kirim) SMS dan WhatsApp ke saya kirim klarifikasi. Saya juga sudah saling kirim WhatsApp," kata Tjahjo.

"Sudah ada iktikad baik (VKL) kirim pesan WhatsApp klarifikasi dan menanyakan ke saya. Kalau bisa dijawab (surat resmi). Sebagai warga negara kan boleh saling klarifikasi," ujar Tjahjo.

Pada Sabtu, seorang warga bernama Kan Hiung menyatakan tersinggung dengan orasi yang disampaikan VKL beberapa waktu lalu di depan Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta Timur.

"Saya sebagai rakyat Indonesia merasa dirugikan karena Presiden adalah simbol negara yang harus dihormati. Kalau semua orang bebas berorasi dan teriak-teriak menghina Presiden kita, apa kata dunia," ujar Kan, saat dikonfirmasi, Sabtu.

(baca: Ini Isi Orasi Pengkritik Jokowi yang Bikin Tjahjo Kumolo Tersinggung)

Menurut Kan, orasi VKL dalam aksi mendukung Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) didengar masyarakat luas. Bahkan, lanjut dia, saat berorasi ada media asing yang meliput.

"Maka bisa membuat rasa kepercayaan internasional ke Indonesia menurun. Sebagai rakyat Indonesia, saya merasa dirugikan," ucap dia. Kan juga menyertakan beberapa barang bukti dalam laporannya.

Kan kemudian melaporkan VKL ke Polda Metro Jaya. Dia membawa barang bukti berupa screenshot beberapa media online yang memuat orasi VKL, dan satu keping CD berisi rekaman orasi.

"Di situ dia (VKL) teriak-teriak, tidak ada penistaan agama, yang ada adalah peradilan yang nista, hakim yang nista, itu kan kalimat yang menyesatkan. Presiden Joko Widodo saja sudah mengumumkan bahwa seluruh rakyat Indonesia agar menghargai putusan majelis hakim soal kasus Ahok," kata Kan.

Laporan tersebut diterima polisi dan tertuang dalam laporan bernomor LP/2319/V/2017/PMJ/ Dit.Reskrimum, Tanggal 13 Mei 2017.

 

Kompas TV Diduga Provokator, Belasan Pendukung Ahok Ditangkap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com