JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana pensiunnya Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi bahan perbincangan beberapa waktu lalu. Namun, Pengajar Ilmu Politik & Pemerintahan Universitas Padjadjaran Muradi menilai, sosok Megawati masih sangat diperlukan untuk memimpin partai berlambang banteng tersebut.
Megawati dalam konteks ini dilihat sebagai simbolisasi tokoh politik nasional yang memiliki visi keindonesiaan yang kuat.
Di tengah pertumbuhan ideologi sektarian yang menguat, figur Megawati masih dibutuhkan agar transfer pengalaman dan ideologi pada sejumlah kader muda PDI-P dapat terus berjalan pada garis ideologi kepartaian dengan semangat menjaga cita-cita para pendiri bangsa.
"Keteguhan dalam mengambil sikap politik menjadi penegas bahwa PDI-P sebagai partai membutuhkan Megawati untuk tetap memimpin," kata Muradi melalui keterangan tertulis, Minggu (30/4/2017).
(Baca: Ketika Megawati Lelah dan Ingin Pensiun...)
"Sambil secara bersamaan, Megawati juga terus membuka ruang politik bagi kader-kader muda untuk mengisi jabatan dan posisi strategis di partai dan pemerintahan sebagai bagian dari pendewasaan politik kader-kadernya," sambung dia.
Salah satunya, lanjut Muradi, adalah membuka jalan bagi salah satu kadernya, yakni Presiden RI Joko Widodo.
Sosok Megawati juga diperlukan untuk mengawal pemerintahan tetap pada garis yang seirama dengan basis politik PDI-P. Nawacita dan Trisakti, kata dia, merupakan dua "mantra" politik yang lahir dari rahim PDI-P.
"Khusus untuk pendampingan dan pengawalan Jokowi atas agenda dan program politik yang sedang dan akan dilakukan membutuhkan sosok Megawati, baik sebagai ketua umum partai maupun mantan wakil presiden dan presiden yang sarat pengalaman," ucap Muradi.