Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yorrys Sebut Elektabilitas Golkar Menurun karena Setya Novanto Diduga Terlibat Kasus E-KTP

Kompas.com - 24/04/2017, 19:20 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan DPP Partai Golkar, Yorrys Raweyai mengakui bahwa elektabilitas partainya perlahan-lahan terus menurun.

Menurut Yorrys, Penurunan elektabilitas itu disebabkan banyaknya kader Partai Golkar, termasuk Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto, yang diduga terlibat dalam perkara korupsi pengadaan e-KTP.

"Pascamunaslub Mei 2016 dengan kami memberikan dukungan ke Pak Jokowi dalam Pilpres 2019, elektabilitas Golkar dari waktu ke waktu naik signifikan," ujar Yorrys, dalam diskusi di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin (24/4/2017).

(baca: Yorrys Raweyai: Setya Novanto Hampir Pasti Jadi Tersangka e-KTP)

"Tetapi dengan berbagai macam kejadian akhir-akhir ini, terutama terungkapnya korupsi pada e-KTP, (elektabilitas Partai Golkar) relatif stagnan bahkan menurun," lanjut dia.

Yorrys menjelaskan, pascamunaslub, elektabilitas Partai Golkar naik 15 persen. Namun, setelah kasus korupsi e-KTP mencuat, elektabilitas Golkar turun di bawah lima persen.

Meski demikian, Yorrys yakin fenomena tersebut hanyalah sementara. Saat ini partainya sedang melaksanakan proses internal untuk menghadapi pemilihan kepala daerah serentak 2018 dan seleksi calon dalam pemilihan umum anggota legislatif pada 2019 mendatang.

Kemudian, proses internal membahas banyak kader Golkar yang diduga terlibat dalam korupsi e-KTP. Yorrys yakin Golkar mampu melalui persoalan menurunnya elektabilitas itu.

"Kami kan juga punya pengalaman. Golkar itu bukan partai baru yang tidak pernah punya pengalaman. Kami ini dapat tantangan sejak reformasi sampai dengan saat ini, banyak sekali dan kami mampu mengelola itu dengan baik," ujar Yorrys.

(baca: Setya Novanto Dicegah ke Luar Negeri, Ini Komentar Pimpinan DPR)

Kompas TV Setya Novanto Jadi Sosok Kunci Kasus Korupsi E-KTP?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com