Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi Saldi Isra Perbaiki Kualitas Putusan MK

Kompas.com - 27/03/2017, 13:29 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon hakim Mahkamah Konstitusi Saldi Isra mempunyai strategi khusus untuk membenahi kualitas putusan MK yang saat ini dinilai menurun.

Ia mengaku akan memberdayakan pegawai-pegawai di MK guna membantu hakim dalam menghadapi persidangan.

Hal ini disampaikan Saldi saat menjalani seleksi wawancara terbuka hakim MK di Gedung Sekretariat Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (27/3/2017).

Saldi menjawab pertanyaan Ketua Pansel yang juga mantan Hakim MK, Harjono.

"Di MK itu kan banyak anak-anak muda yang brilian, yang memilih berkarier di MK," ucap Saldi Isra.

"Jadi orang terbaik, biasanya kalau UI, UGM, terbaik biasanya menjadi lawyer buka kantor dan sebagainya, tapi mereka mengalihkan perhatiannya ke MK karena saya kenal dengan beberapa orang. Tapi potensi itu sebetulnya belum tergarap dengan baik," kata dia.

Saldi mengatakan, sepintar-pintarnya hakim MK, ia akan tetap membutuhkan dukungan. Sebab, tidak mungkin seorang hakim mengerti semua isu.

Saldi sendiri mengaku sangat paham mengenai hukum tata negara yang ia bidangi. Namun, ia tidak begitu mendalami hukum pidana dan hukum perdata.

"Oleh karena itu, justice office sebetulnya harus menyediakan keterbatasan hakim itu dengan membangun sebuah sistem yang ada," ucap Saldi.

(Baca juga: Biasa Menguji, Saldi Isra Deg-degan Diuji Pansel MK)

Saldi mengaku beberapa kali memantau langsung sidang MK. Menurut dia, sangat sedikit hakim yang berupaya mendalami permohohonan yang diajukan pemohon.

"Padahal menurut saya, kalau dia datang menjadi ahli itu kan harus dipreteli oleh hakim konstitusi," ucap Saldi.

Kompas TV Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MK) mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal ini demi memutuskan jenis pelanggaran etik yang dilakukan Hakim MK nonaktif Patrialis Akbar, yang kini menjadi tahanan KPK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com