JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyayangkan tidak ditahannya kapal pesiar Inggris yang merusak terumbu karang di Raja Ampat.
"Kami sangat menyesal, kok kapal itu bisa lepas dan bisa di Filipina sekarang," ujar Luhut di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (14/3/2017). '
Luhut mengatakan, ketika diketahui melakukan aktivitas yang merusak kekayaan alam laut Papua, kapal itu tidak diperkenankan berlayar sambil menunggu proses hukum.
Meski demikian, Luhut memastikan kementeriannya bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menginvestigasi perkara itu.
Investigasi tidak hanya fokus pada tindak pidana lingkungan hidup, tetapi juga dugaan pelanggaran kapal karena telah merusak terumbu karang.
(Baca: Kapal Pesiar Perusak Terumbu Karang Raja Ampat Kini Ada di Filipina)
"Kami bentuk investigasi kenapa kok bisa kapal itu lepas? Itu terumbu karang terbaik di dunia loh," ujar Luhut.
Sementara itu, soal kerusakan terumbu karang, Luhut belum bisa berkomentar lebih jauh karena masih dalam proses pendataan.
Peristiwa kapal pesiar MV Caledonian Sky berpenumpang 102 orang menerabas terumbu karang di Raja Ampat itu terjadi pada 4 Maret 2017 lalu.
Kapal hendak mengantarkan wisatawan melakukan pengamatan burung di Waigeo. Entah apa penyebabnya, kapal itu terjebak di perairan dangkal.
Akan tetapi, boat menarik kapal itu pada saat air belum pasang sehingga merusak terumbu karang di bawahnya.
Catatan Pusat Penelitian Sumber Daya Laut Universitas Papua, kawasan terumbu karang yang rusak itu terdapat 8 genus terumbu karang, di antaranya acropora, porites, montipora dan stylophora.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.