JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia berkomitmen membantu Sri Lanka dalam hal penyelesaian konflik masa lalu.
Hal itu menjadi salah satu topik yang dibicarakan Presiden Joko Widodo saat menerima kunjungan kenegaraan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, saat ini Sri Lanka berupaya menyelesaikan persoalan pasca-konflik bersaudara yang berakhir 2009 lalu.
"Mereka kan juga mengalami hal yang kurang lebih sama dengan yang kita alami dulu di Aceh. Kita sudah bisa menyelesaikan, mereka sedang dalam proses rekonsilisasi," ujar Retno usai pertemuan.
Presiden Jokowi, lanjut Retno, menyampaikan komitmen Indonesia yang bersedia menjadi "teman berbagi" yang baik bagi Sri Lanka demi menyelesaikan persoalannya.
"Banyak hal yang mereka bisa atau kita bisa sharing pengalaman kita. Bagaimana kita bisa mencapai perdamaian di Aceh misalnya," ujar Retno.
(Baca juga: Indonesia Teken Tiga MoU dengan Sri Lanka)
Perang saudara selama lebih dari 25 tahun di Sri Lanka berakhir pada 2009 lalu. Pasukan pemerintah berhasil membuat pemberontak Macan Tamil menyerah.
Pemberontak sendiri memperjuangkan etnis Tamil agar melepaskan diri membuat negara sendiri.
Selain soal rekonsiliasi, Indonesia dan Sri Lanka juga sepakat untuk melanjutkan kerja sama di bidang demokratisasi.
"Karena dalam dua tahun ini, terjadi peningkatan kerja sama di bidang demokratisasi, antara lain melalui KPU. Sejak saat itu, kerja sama kita untuk bidang demokratisasi itu berjalan dengan sangat baik," ujar Retno.