JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, telah menemui Sri Rabitah, Senin (27/2/2017).
Sri merupakan mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang kehilangan salah satu ginjalnya saat bekerja di Qatar pada 2014 lalu.
Pertemuan tersebut berlangsung selama satu jam di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
"Pengakuan Sri dibuat berdasar hasil pemeriksaan rontgen yang dilakukan oleh RSUD Mataram. Rumah sakit juga memberikan pengakuan mengenai operasi yang dijalani tanpa ia (Siti) ketahui alasannya dan tanpa persetujuannya di Qatar pada tahun 2014," kata Iqbal, melalui pesan singkat, Selasa (28/2/2017).
(Baca: Sri Rabitah: Saya Tidak Ikhlas Ginjal Saya Diambil Diam-diam)
Iqbal mengatakan, sebelum mengambil langkah hukum, pihaknya dan Polda NTB meminta agar dilakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan kondisi ginjal Sri.
Kemenlu juga telah meminta Kedutaan Besar RI Doha untuk melakukan klarifikasi awal dari pihak rumah sakit.
"Kemlu telah meminta KBRI Doha untuk memintakan keterangan atau klarifikasi awal dari rumah sakit di Doha dan dari pihak- yang disebutkan oleh Sri," ujar Iqbal.
Selain itu, Iqbal menegaskan bahwa Sri merupakan TKI resmi.
Keberangkatan Sri ke Qatar pada tahun 2014 terekam dalam Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN) Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
Siti telah memeriksa kesehatannya sebelum berangkat ke Qatar dan dinyatakan sehat.
(Baca: Kemenlu Tangani TKI yang Kehilangan Ginjal Saat Bekerja di Qatar)
Ia berangkat bersama 22 orang lainnya melalui BLK-LN Falah Rima Hudaity Bersaudara.
Siti bekerja pada majikan bernama Madam Gada.
Menurut Siti, ia bekerja nonstop mulai pukul 05.00 pagi hingga 03.00 dini hari. Tak lama bekerja, Siti dipindahkan ke rumah orangtua Madam Gaga yang saat itu sedang sakit.
Ia diajak kerumah sakit dan dilakukan operasi tanya sepetahuan dan persetujuan. Sehari di rumah sakit, Sri langsung dipulangkan ke kantor agen di Qatar.
Semenjak itulah Sri menjadi sering sakit-sakitan. Ia kerap mengalami batuk darah, kencing darah dan keluar darah dari hidung.