Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ana Nadya Abrar

Pengajar Fisipol UGM Yogyakarta, Biograf

Melawan "Hoax" dengan Pikiran

Kompas.com - 15/02/2017, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Penulis Tim Cek Fakta
|
EditorTim Cek Fakta

KOMPAS.com - "Saya mempunyai keyakinan, nantinya justru akan semakin mendewasakan kita, mematangkan kita, menjadikan kita tahan uji,"

Demikian kutipan pernyataan Presiden Joko Widodo tentang berita bohong (hoax). Sebuah pernyataan yang penting dan menarik untuk dielaborasi.

Merujuk Karl Raimund Popper, realitas merupakan dunia ketiga, dunia yang berisikan pikiran manusia dan produk pikiran manusia. Karena itu, hoax yang muncul di media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram hingga aplikasi pesan Whatsapp, informasinya tergolong realitas semu.

Dalam keadaan begini, hoax harus direspons dengan pikiran dan produk pikiran manusia juga. Ia tidak boleh “dilawan” dengan emosi. Hoax harus ditanggapi dengan kepala dingin, tanpa rasa benci dan sayang.

Tegasnya, manusia yang sukses berinteraksi dengan hoax adalah manusia suprarasional. Manusia suprarasional tidak hanya berpijak pada akal sehat semata. Dia lebih jauh dari itu, mengutamakan kebenaran. Dia tidak akan menerima informasi yang masuk akal saja. Dia akan gali terus hingga menemukan kebenaran tentang informasi tersebut.

Setiap kali manusia suprarasional menerima hoax, setiap kali itu pula dia berusaha mencari kebenaran. Dari usaha itu, dia kemudian menjadi matang dan tahan uji. 

Persoalannya lantas, bagaimana kalau manusia yang menghadapi hoax itu adalah manusia yang irasional atau sentimentil?

Dia akan kalah. Dia akan baper. Dia akan diombang-ambingkan oleh pikirannya sendiri. Dia tidak akan mampu mengoyakkan dusta yang menyelimuti informasi tersebut. Pada akhirnya, dia akan mengalami kecemasan informasi (information anxiety).

Mungkin penilaian ini berlebihan. Namun, yang ingin diingatkan di sini, hoax bisa menggelincirkan manusia ke dalam kecemasan bagi mereka yang malas berpikir. Manusia seperti ini, pada tingkat tertentu, bisa kehilangan eksistensi dirinya.

Pada titik ini, diktum Rene Descartes, saya berpikir maka saya ada (cogito ergo sum), menemukan salah satu bentuknya.

Maka, yang paling penting adalah pengenalan terhadap posisi diri manusia. Sebagai manusia, kita berposisi sebagai manusia rasional, manusia suprasional, manusia sentimentil, manusia yang sedang beranjak dari sentimentil ke arah rasional atau dari rasional ke arah suprasional?

Kalau seorang individu sadar betul bahwa dia adalah manusia sentimentil, lebih baik dia mengakses media massa mainstream saja.

Kalau dia sedang bergerak dari rasional ke suprasional, berlatihlah berpikir untuk mencari kebenaran.

Mungkin timbul pertanyaan, bukankah hoax bisa juga muncul di media mainstream? Bisa sih bisa. Namun, kemunculannnya tidak akan seleluasa kemunculannya di media sosial. Soalnya, ada batasan pemberitaan yang harus dipatuhi media massa mainstream.

Salah satunya adalah Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Pasal 4 KEJ berbunyi, “Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul”.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com