Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Temukan Puluhan E-KTP dari Kamboja di Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 09/02/2017, 19:44 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah anggota Komisi II DPR mendapat temuan adanya paket berisi 36 kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP), 32 kartu nomor pokok wajib pajak (NPWP), satu tabungan BCA isi Rp 500.000, serta satu kartu ATM.

Informasi terkait adanya barang-barang tersebut diperoleh dari hasil sidak mereka ke Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (9/2/2017).

Anggota Komisi II, Agung Widyantoto, menuturkan, sidak tersebut guna menindaklanjuti informasi yang diterima Komisi II.

"Pengembangan informasi dari masyarakat dan data medsos yang dihimpun kawan-kawan," ucap Agung melalui pesan singkat, Kamis (9/2/2017).

Agung menjelaskan, staf Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta sempat menolak memberikan informasi tersebut dengan alasan kewenangan teknis yang sudah diambil Direktur Jenderal Bea Cukai. Oleh karena itu, tim Komisi II langsung meluncur ke Kantor Pusat Bea Cukai di Rawamangun.

Dirjen Bea Cukai kemudian membenarkan telah memeriksa paket berisi 36 e-KTP, 32 kartu NPWP, satu buku tabungan, serta satu kartu ATM.

Berdasarkan catatan dokumen yang menyertai, barang-barang tersebut berasal dari Kamboja dan akan dikirimkan kepada seorang bernama Leo yang tinggal di Jakarta. Agung menuturkan, Dirjen Pajak membantah informasi yang beredar bahwa ada ratusan ribu e-KTP dari Kamboja.

"Informasi dan dugaan yang berkembang di luar yang jumlahnya sampai ratusan ribu bahkan sampai tiga kontainer adalah tidak benar dan sudah dibantah Dirjen," kata politisi Partai Golkar itu.

Selain Agung, anggota Komisi II yang juga hadir adalah Sutriyono dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) serta Ahmad Baidowi dan Abdul Halim dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Adapun motif dan tujuan paket berisi 36 lembar KTP dan 32 lembar kartu NPWP sedang didalami oleh Dirjen bersama dengan pihak terkait dan aparat penegak hukum," ucap Agung.

Sementara itu, anggota Komisi II dari F-PPP, Achmad Baidowi, meminta pihak-pihak terkait melakukan kajian mendalam, mengingat data kependudukan sangat vital dan strategis.

Baidowi menuturkan, dalam masa-masa mendekati pilkada, kasus kiriman e-KTP Ini menjadi rawan dikaitkan dengan persoalan politik yang cukup sensitif.

"Kasus ini semakin menggugah kita semua untuk terus waspada terhadap modus penyalahgunaan e-KTP. Hal ini sekaligus mengingatkan temuan di beberapa tempat (mengenai) banyaknya pemalsuan e-KTP, khususnya bagi WNA," tutur dia.

Kompas TV Gubernur Sulut Bantah Terlibat Kasus Korupsi E-KTP
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Nasional
Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Nasional
Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Nasional
Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Nasional
Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Nasional
KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

Nasional
Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Nasional
100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

Nasional
KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

Nasional
Tata Kelola Makan Siang Gratis

Tata Kelola Makan Siang Gratis

Nasional
Sandiaga Sebut Pungli di Masjid Istiqlal Segera Ditindak, Disiapkan untuk Kunjungan Paus Fransiskus

Sandiaga Sebut Pungli di Masjid Istiqlal Segera Ditindak, Disiapkan untuk Kunjungan Paus Fransiskus

Nasional
Pakar Ingatkan Jokowi, Pimpinan KPK Tidak Harus dari Kejaksaan dan Polri

Pakar Ingatkan Jokowi, Pimpinan KPK Tidak Harus dari Kejaksaan dan Polri

Nasional
Kritik Haji Ilegal, PBNU: Merampas Hak Kenyamanan Jemaah

Kritik Haji Ilegal, PBNU: Merampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Jokowi Puji Pelayanan Kesehatan di RSUD Baharuddin Kabupaten Muna

Jokowi Puji Pelayanan Kesehatan di RSUD Baharuddin Kabupaten Muna

Nasional
KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Gus Muhdlor Senin Hari Ini

KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Gus Muhdlor Senin Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com