JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, jumlah korban meninggal kapal pancung di Perairan Tanjung Rhu, Johor, Malaysia, bertambah menjadi 24 orang.
Ini merupakan data terbaru yang diperoleh tim Disaster Victim Investigation (DVI) Polri.
"Total 24 jenazah, terdiri dari 17 laki-laki dan tujuh perempuan," ujar Rikwanto melalui keterangan tertulis, Jumat (26/1/2017).
Jumlah jenazah yang berhasil diidentifikasi pun bertambah menjadi delapan orang. Mereka adalah MY (asal Ende, NTT); RS (asal Sampang, Jawa Timur); LL (asal Belu, NTT); SY (asal Sampang, Jawa Timur); H (asal Bangkalan, Jawa Timur), ST (asal Bojonegoro, Jawa Timur); SU (asal Sampang, Jawa Timur); dan M (asal Bangkalan, Jawa Timur).
Sebelumnya, sebuah kapal yang diduga membawa WNI untuk masuk ke Malaysia secara ilegal karam di wilayah perairan Tanjung Rhu, Mersing, Johor, pada 23 Januari 2017.
(Baca: Perahu Pancung Karam di Johor, 10 WNI Ditemukan Tewas)
Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, estimasi jumlah penumpang dalam kapal itu adalah 40 orang.
Diperkirakan, korban selamat yang berhasil melarikan diri sekitar 13 orang.
Perahu itu pertama ditemukan masyarakat di sekitar pantai pada Senin (23/1/2017) sekitar pukul 09.17 waktu setempat, dan diperkirakan datang dari Batam.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, Tim Perlindungan WNI KJRI Johor Bahru langsung menuju ke lokasi, yang berjarak dua jam dari Johor Bahru, dan medannya sangat sulit.