Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Ketua MK, Pansus RUU Pemilu Minta Masukan

Kompas.com - 14/12/2016, 22:10 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah anggota Pansus RUU Pemilu bertemu Ketua Mahkamah Konstitusi, Arief Hidayat, di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (14/12/2016).

Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu berjalan secara tertutup.

“Bukan rapat konsultasi, bukan rapat koordinasi, tapi silaturahim,” ujar Arief, seusai pertemuan.

Arief mengatakan, saat ini DPR dan pemerintah tengah menyusun RUU Pemilu untuk menghadapi pemilu serentak pada 2019.

DPR meminta agar MK mengingatkan kembali apa saja putusan yang telah diambil, sehingga dapat diakomodasi dalam UU.

Namun, Arief menegaskan, tidak ada satu pun substansi materi UU yang dibahas di dalam pertemuan tadi.

Ia khawatir akan memeengaruhi proses pembuatan UU apabila substansi materi turut dibahas.

“Padahal UU itu kan berpotensi bisa berperkara di MK. Jadi, secara potensial bisa di judicial review,” kata dia.

Secara umum, hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut yakni terkait penanganan perkara sengketa pemilu di MK.

Sebelumnya, sengketa pilpres ditangani dalam kurun waktu 15 hari, dan 30 hari untuk pileg.

Dengan penyelenggaraan pileg dan pilpres secara serentak, menurut dia, perlu pengaturan mekanisme penanganan sengketa yang baru.

“Kalau pilpres kan kemungkinan dua putaran, pileg kan sekali. Nah kalau ada sengketa kan tahapannya harus diselesaikan pilpresnya dulu, supaya kalau terjadi dua kali bisa lagsung dua kali. Tapi kalau yang pileg kan sekali, jadi penyelesaiannya setelah penyelesaian pilpres,” papar Arief. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com