JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menilai gempa yang terjadi di Aceh tidak menghambat aktivitas perekonomian warga.
Ia mengatakan, menurut informasi yang diperoleh pihaknya, saat ini aktivitas warga Aceh sudah berjalan seperti sebelum terjadinya gempa.
"Aktivitas tetap normal," ujar Sutopo di kantor BNPB, Jakarta, Kamis (8/12/2016).
Menurut Sutopo, sebenarnya tidak ada bencana yang secara langsung menghambat aktivitas warga, kecuali pusat pemerintahan di wilayah atau daerah tersebut ikut terkena dampaknya.
Menurut Sutopo, dampak dari gempa 6,5 skala richer beberapa waktu lalu tidak separah saat tsunami pada Desember 2004 silam.
"Tidak seperti tsunami karena pemerintahannya juga kena. Saat ini warung sudah buka, aktivitas perkantoran sudah berjalan," kata dia.
Meskipun demikian, lanjut Sutopo, sebagian besar murid sekolah diliburkan.
"Sekolah beberapa memang diliburkan karena rusak," kata dia.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya mencatat telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 6,5 skala Richter di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh pada Rabu, 7 Desember 2016, pukul 05.36 WIB.
Pusat gempa bumi terletak pada 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di darat pada jarak 106 km arah tenggara Kota Banda Aceh pada kedalaman 15 km.