Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pemikiran Profesor Sarlito Digunakan Khrisna Murti Atasi Tawuran

Kompas.com - 15/11/2016, 17:57 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sosok almarhum Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Sarlito Wirawan Sarwono sangat melekat di benak Komisari Besar Khrisna Murti.

Sarlito adalah salah satu pengajar semasa Khrisna mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) tahun 1991 silam.

Khrisna yang kini menjabat Kepala Bagian Pengembangan Kapasitas Biro Misi Internasional Divisi Hubungan Internasional Polri itu mengaku, ilmu-ilmu yang diberi Sarlito sangat implementatif.

(Baca: Kapolri Kehilangan Pemikir Deradikalisasi Napi Teroris)

"Beliau mengajarkan penanganan konflik sosial, selain itu antropologi sosial. Itu sangat berguna, khususnya bagi saya saat menjadi Kapolsek," ujar Khrisna kepada Kompas.com di rumah duka, Kompleks Dosen UI, Ciputat, Selasa (15/11/2016).

Ilmu-ilmu yang disampaikan Sarlito pun diterapkannya. Misalnya, saat menjadi Kapolsek Penjaringan, Khrisna mengklaim mampu meminimalisasi tawuran pelajar di wilayahnya.

Khrisna mengingat teori pendekatan massa yang diajarkan Sarlito. Teori itu kemudian dikombinasikan dengan penegakkan hukum.

"Jadi saya datangi sekolah-sekolah yang tawuran itu. Saya bilang, kalau tawuran lagi, saya akan tangkap, tapi tidak saya pidana. Tapi saya kembalikan ke sekolah untuk dikeluarkan dari sekolah," kenang Khrisna.

Upaya itu, menurut Khrisna ampuh meminimalisasi tawuran. Sebab, pelajar saat itu malah tidak takut kepada Polisi dan lebih takut jika berurusan dengan sekolah dan orangtua.

(Baca: Sarlito Berpulang, Kapolri Sebut Polisi Kehilangan Pemikir dan Konsultan)

Saat Khrisna naik jabatan, komunikasi dengan Sarlito tak putus. Sebaliknya, semakin intens. Terlebih saat Khrisna menjabat Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya dan mengusut kasus pembunuhan yang fenomenal, Wayan Mirna Salihin.

Bahkan, menurut Khrisna, tidak ada sosok psikolog lain di Indonesia yang dapat disetarakan dengan Sarlito.

"Beliau itu mahaguru di bidang psikologi dan dia sangat peduli terhadap ilmu kepolisian. Banyak psikolog lainnya tapi yang sangat peduli ke ilmu Kepolisian baru beliau saja," ujar Khrisna.

Oleh sebab itu, Khrisna setuju dengan pernyataan Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian bahwa Polri kehilangan sosok pemikir.

Sarlito, pria kelahiran Purwokerto, wafat diusianya yang ke 73 tahun di Rumah Sakit PGI Cikini, Senin pukul 22.18 WIB.

Almarhum menjalani perawatan selama sepekan karena menderita luka pada saluran pencernaan Sarlito meninggalkan seorang istri, Sri Prastiwi dan tiga orang anak, Untung Adha Saryanto, Astrid Novianti, dan Aditya Suryatin Sarwono.

Jenazah Sarlito dimakamkan di TPU Giri Tama Tonjong, Parung, Bogor, Selasa siang.

Kompas TV Penghormatan Terakhir bagi Almarhum Prof. Sarlito
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com