Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Mau Mengalahkan Ahok, Ya Memang Cari Figur yang 'Ahok Plus' seperti Risma"

Kompas.com - 16/09/2016, 15:28 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Andreas Hugo Pareira mengaku tak kaget terhadap hasil survei Poltracking yang menunjukkan bahwa responden yang menyukai Tri Rismaharini jumlahnya lebih besar jika dibandingkan Basuki Tjahaja Purnama.

Berdasarkan survei itu, sebagai petahana, peluang Basuki alias Ahok di Pilgub DKI hanya bisa disaingi oleh Risma.

"Menurut saya hasil survei ini tidak mengejutkan karena kalau mau mengalahkan Ahok (Basuki), ya harus cari figur yang secara kualitas adalah Ahok plus. Figur seperti ini ada pada Risma," kata Andreas, melalui pesan singkat, Jumat (16/9/2016).

Andreas mengatakan, hasil survei yang dilakukan Lembaga Psikologi Politik Universitas Indonesia juga menunjukkan hasil yang hampir sama. 

Menurut Andreas, Ahok dan Risma memang memiliki pengalaman dan kapabilitas yang sama sebagai kepala daerah.

"Namun Risma punya kelebihan yang tak dimiliki Ahok. Kelebihan Risma adalah kepribadiannya yg tegas tapi santun dan bisa ngemong," lanjut Andreas.

Sebelumnya diberitakan akseptabilitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai kandidat calon gubernur DKI Jakarta disebut seimbang.

Berdasarkan hasil survei Poltracking Indonesia, keduanya meraih angka 64 persen.

Meski seimbang, hasil berbeda justru terlihat pada tingkat ketidaksukaan masyarakat terhadap kedua kandidat itu. Ahok lebih tidak disukai dibandingkan Risma.

“Memang tingkat akseptabilitas mereka sama. Tapi tingkat ketidaksukaan masyarakat terhadap Ahok lebih tinggi dibandingkan Risma,” kata Direktur Eksekutif Poltrakcing Indonesia Hanta Yuda saat memaparkan hasil survei pada diskusi bertajuk ‘Menakar Kandidat Kuat Gubernur DKI Jakarta 2017’ di Jakarta, Kamis (15/9/2016).

Hasil survei, responden yang tidak menyukai Ahok mencapai 23 persen. Sedangkan, yang tidak menyukai Risma hanya 13 persen.

Kompas TV Risma Dilarang Bicara Soal Pilgub DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com