Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Yohana Kesulitan Cegah Prostitusi Anak di Dunia Maya

Kompas.com - 01/09/2016, 21:16 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA. KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengaku kesulitan mencegah terjadinya perdagangan anak yang beroperasi lewat media sosial.

Hal itu disampaikan Yohana menanggapi kasus perdagangan anak laki-laki bagi paedofilia yang beroperasi lewat media sosial.

"Sebenarnya memang idealnya kami telusuri operasi perdagangan anak bagi penyuka sesama jenis di dunia maya, problemnya praktek tersebut dilakukan secara terselubung sehingga sulit bagi kami melacaknya," kata Yohana di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/8/2016).

Yohana mengatakan saat ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) baru sebatas melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya di daerah, terkait modus perdagangan anak melalui media sosial.

Namun, dia mengakui belum sampai pada mengidentifikasi akun yang memang melakukan perdagangan anak.

(Baca: Ini Cara Pelaku Prostitusi Anak untuk Klien Gay Rekrut Korbannya)

Sejauh ini sosialisasi yang dilakukan Kementerian PPPA juga memanfaatkan lembaga perpanjangan tangan Kementerian PPPA di daerah, baik yang berasal dari Pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

"Semestinya memang berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mendeteksi, menindak, dan memblokir akun media sosial yang melakukan perdagangan anak, ke depannya akan ke arah sana," lanjut Yohana.

Sebelumnya, Bareskrim Polri menangkap pelaku perdagangan anak di bawah umur berinisial AR (41) di sebuah hotel di kawasan Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (30/8/2016). Ia memperdagangkan anak-anak itu untuk penyuka sesama jenis.

(Baca: Pelaku Prostitusi Anak untuk Gay Terancam Dijerat Perppu Kebiri)

AR pernah mendekam di penjara, namun sudah bebas. Modus yang dilakukan AR yakni dengan menjual anak-anak tersebut melalui akun Facebook. AR memampang foto-foto korban tersebut di akunnya dengan tarif yang telah ditentukan.

Yohana pun menyatakan sebagian besar korban perdagangan anak untuk penyuka sesama jenis tergiur karena diiming-imingi jaringan pergaulan di media sosial. Sebabnya, Yohana mengatakan mereka berasal dari keluarga yang mampu secara ekonomi sehingga mereka tak kesulitan secara ekonomi.

Kompas TV Polisi Bongkar Prostitusi Online Untuk Kaum Gay
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com