Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Siapkan 10 Bus untuk Safari Wukuf bagi Jemaah Sakit dan Berhalangan

Kompas.com - 30/08/2016, 23:20 WIB

MEKKAH, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia menyiapkan 10 bus dan ambulans untuk melakukan safari wukuf bagi jemaah haji yang sakit dan tidak bisa mengikuti ibadah wukuf di Padang Arafah.

"Ada 10 bus yang disiapkan, empat bus untuk safari wukuf dengan cara berbaring bagi jemaah yang memang harus tidur dan sisanya enam bus untuk jemaah yang masih bisa duduk," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Anung Sugihantono di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, Arab Saudi, Selasa (30/8/2016).

Anung mengatakan, bus yang diperuntukkan bagi pasien yang harus dibawa dalam kondisi berbaring akan diatur kapasitasnya untuk empat hingga delapan pasien per bus.

"Tergantung kegawatan masing-masing," kata dia, merujuk pada keperluan untuk menyertakan peralatan yang diperlukan pasien.

Ambulans, kata dia, akan diperuntukkan safari wukuf bagi pasien dengan tingkat kegawatan khusus yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat ditempatkan dalam bus.

"Safari wukuf dengan ambulans diberikan pada jemaah, sampai batas tertentu," ujarnya.

KKHI bekerja sama dengan pihak kesehatan Arab Saudi untuk menentukan pasien-pasien yang bisa diberangkatkan mengikuti safari wukuf, termasuk pasien ICU (intensive care unit).

Para pasien di dalam setiap bus dan ambulans itu akan didampingi oleh pembimbing ibadah untuk memastikan kelengkapan ibadah mereka.

Sementara itu bagi pasien yang bahkan tidak mampu untuk menjalani safari wukuf maka pemerintah akan melakukan badal haji atas nama yang bersangkutan sebagaimana jemaah yang meninggal dunia sebelum puncak ibadah wukuf di Arafah.

Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Eka Jusup Singka menjelaskan bahwa tidak semua pasien dapat melakukan safari wukuf.

"Pasien-pasien yang kesadarannya telah menurun, sudah tidak mampu mengenal dirinya atau mengingat keberadaannya, secara ibadah juga tidak bisa, jadi akan dibadalkan," kata Eka.

Pasien-pasien itu, menurut dia, jika diberangkatkan justru menimbulkan potensi kerawanan.

"Kalau koma misalnya, bagaimana juga bisa ibadah," tuturnya.

Namun, tambah dia, pasien-pasien dengan kondisi kesadaran baik akan selalu dapat diberangkatkan safari wukuf, misalnya pasien patah tulang ataupun pascaoperasi untuk diabetes melitus.

"Bagaimana pun juga selain mensukseskan ibadah kita juga harus memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan," ucapnya.

Safari wukuf adalah kegiatan membawa jemaah haji yang sakit di Arab Saudi menuju ke Padang Arafah dengan alat transportasi yang layak. Di Padang Arafah alat-alat transportasi itu akan berhenti sejenak sebelum kemudian kembali ke KKHI.

Sementara itu data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes) pada Selasa (30/8) pukul 08.00 waktu Arab Saudi mencatat bahwa total 800 jemaah menjalani rawat inap dan 958 jemaah menjalani rujukan.

(Gusti NC Aryani/ant)

Kompas TV Bus Untuk Jemaah Haji Beribadah di Masjidil Haram
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com