JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Pengawas Penyelenggaraan Haji DPR, Fahri Hamzah, mengatakan sudah saatnya Pemerintah mengubah pola pikir selaku penyelenggara haji dengan jumlah jemaah terbesar di dunia.
Sebabnya menurut Fahri saat ini Pemerintah masih bersikap seolah Indonesia merupakan negara dengan jumlah jemaah haji yang sedikit.
Padahal jumlah kuota haji Indonesia tahun ini mencapai 160.000 jemaah.
"Jangan seperti peserta kecil. Kita ini mayoritas di sana. Itu nampak dimana-mana. Di hotel, di pasar, dan selainnya yang banyak orang Indonesia. Karena itu mentalitas kita harus sebagai penyelenggara yang juga ambil saham dalam pengadaan fasilitas," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/8/2016).
(Baca: Pemerintah Kurang Maksimal dalam Lobi Kuota Haji)
Menurut Fahri, dengan jumlah jemaah terbesar di dunia, Indonesia memiliki nilai tawar di mata Pemerintah Arab Saudi.
Dia mengatakan semestinya hal itu bisa dimanfaatkan Pemerintah untuk membangun fasilitas kesehatan dan penginapan milik Indonesia yang bisa dikomersilkan di Mekah atau Madinah.
Nantinya saat memasuki musim haji, fasilitas kesehatan dan penginapan tersebut bisa digunakan untuk pelayanan jemaah haji Indonesia.
"Mekah dan madinah itu kota internasional. Tinggal cara ngomong ke Saudi saja yang dipikirkan. Ngomong dulu sama Saudi kalau bisa adakan investasi berupa rumah sakit milik Indonesia, dan nanti di musim haji kita kontrak untuk melayanai jemaah haji kita," ucap Fahri.
Sebelumnya DPR membentuk tim pengawas untuk memantau proses pelaksanaan ibadah haji 1437 H.
Dua tim diberangkatkan ke Arab Saudi. Tim pertama dipimpin Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah akan memantau persiapan pelaksanaan ibadah haji pada 23-29 Agustus 2016.
(Baca: Antisipasi Pemadaman Listrik, Pemerintah Siapkan Genset di Balai Kesehatan Haji Arafah)
Sementara, tim kedua akan dipimpin Ketua DPR Ade Komarudin untuk melakukan pemantauan pada 2-18 September 2016.
"Tim pengawas pertama akan berada di Arab Saudi pada 23 sampai 29 Agustus 2016 dan tim kedua akan berada di Arab Saudi tanggal 2 sampai 18 September," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/8/2016).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.